Meulaboh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melalui Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam tahun 2019 ini mengembangkan 4.000 hektare tanaman kacang tanah guna meningkatkan pendapatan petani di daerah itu.
Kecamatan yang menjadi prioritas pengembangan tanaman kacang tanah tersebut meliputi Kecamatan Sungai Mas, Pante Ceureumen, Bubon, serta Kecamatan Woyla, dengan jumlah panen mencapai 1,25 ton kacang tanah per hektare.
"Mengapa kita (pemerintah daerah mengembangkan kacang tanah selain padi, karena kacang tanah masih menjadi primadona di masyarakat dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi," kata Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Barat, Safrizal di Meulaboh, Jumat.
Menurut dia, saat ini harga jual kacang tanah di tingkat petani dibeli oleh agen pengepul paling rendah sebesar Rp6.000 per kilogram, dan apabila dijual di pasar tradisional harga jualnya lebih tinggi lagi.
Saking banyaknya hasil kacang tanah yang selama ini dihasilkan oleh petani di Kabupaten Aceh Barat, banyak pedagang atau pun agen dari luar kabupaten atau dari luar Aceh yang sengaja datang langsung ke kabupaten itu untuk membeli kacang tanah hasil panen petani.
Tanaman ini menjadi produk unggulan Aceh Barat selain tanaman padi, karena bisa ditanami ketika masa jeda setelah petani memanen padi di lahan sawah masing-masing.
Saat ini, kata Safrizal, tanaman kacang tanah masih sangat potensial dikembangkan karena tidak banyak hama yang mengganggu serta lebih mudah ditanami dan memiliki nilai jual yang tinggi.
"Selama ini kita sering membantu bibit kepada petani, dan kita berharap bantuan tersebut dapat digunakan petani dalam meningkatkan ekonomi keluarga dan menjadi sentra produksi kacang tanah terbesar di Aceh," katanya.