Sebanyak 600 petani kopi arabica gayo mengikuti kegiatan sosialisasi budidaya kopi organik yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Sabtu.
Kepala Distanbun Aceh, A Hanan, kepada wartawan di sela kegiatan tersebut menyampaikan bahwa pihaknya dalam hal ini menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten untuk memberikan penyuluhan kepada para petani.
"Kita melakukan sosialisasi agar petani bisa menjaga kopi arabica kita itu tetap organik," kata A Hanan.
Sejumlah narasumber yang dihadirkan, sebut A Hanan, diantaranya adalah dari Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, dari Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan, juga dari Balai Besar Proteksi Tanaman Perkebunan.
"Ada juga dari Fakuktas Pertanian Unsyiah, mereka adalah ahli-ahli kopi. Kemudian ada juga dari lembaga sertifikasi kopi organik," ujarnya.
Para petani yang hadir dalam kegiatan tersebut, kata A Hanan, berasal dari dua kabupaten penghasil kopi arabica gayo, yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah, baik mereka yang tergabung dalam koperasi maupun yang tidak.
"Kita padukan, kita ingin mensosialisasikan ini kepada semua petani. Seperti disampaikan tadi bahwa di Aceh ini semua petani adalah petani kebun rakyat, kita tidak ada perkebunan besar di sini," tutur A Hanan.
Dia menambahkan pihaknya juga turut mengundang para pengurus koperasi kopi yang ada di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Pihak koperasi juga diharapkan dapat terus melakukan pembinaan kepada para petani di kedua kabupaten tersebut agar selalu menjaga kualitas kopi arabica gayo, khususnya organik.
"Mereka (koperasi) juga bisa melakukan pendampingan agar petani ini bisa menjaga kualitas kopi yang dihasilkan," ujarnya.
Selai itu, kata A Hanan, pihaknya juga memberikan pelatihan kepada para petani kopi di sana dalam serangkaian kegiatan tersebut.
"Ada pelatihan yang kita kolaborasikan dalam satu paket ini adalah tentang penerapan teknologi integrasi antara kopi dan ternak," sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Kepala Distanbun Aceh, A Hanan, kepada wartawan di sela kegiatan tersebut menyampaikan bahwa pihaknya dalam hal ini menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten untuk memberikan penyuluhan kepada para petani.
"Kita melakukan sosialisasi agar petani bisa menjaga kopi arabica kita itu tetap organik," kata A Hanan.
Sejumlah narasumber yang dihadirkan, sebut A Hanan, diantaranya adalah dari Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, dari Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan, juga dari Balai Besar Proteksi Tanaman Perkebunan.
"Ada juga dari Fakuktas Pertanian Unsyiah, mereka adalah ahli-ahli kopi. Kemudian ada juga dari lembaga sertifikasi kopi organik," ujarnya.
Para petani yang hadir dalam kegiatan tersebut, kata A Hanan, berasal dari dua kabupaten penghasil kopi arabica gayo, yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah, baik mereka yang tergabung dalam koperasi maupun yang tidak.
"Kita padukan, kita ingin mensosialisasikan ini kepada semua petani. Seperti disampaikan tadi bahwa di Aceh ini semua petani adalah petani kebun rakyat, kita tidak ada perkebunan besar di sini," tutur A Hanan.
Dia menambahkan pihaknya juga turut mengundang para pengurus koperasi kopi yang ada di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Pihak koperasi juga diharapkan dapat terus melakukan pembinaan kepada para petani di kedua kabupaten tersebut agar selalu menjaga kualitas kopi arabica gayo, khususnya organik.
"Mereka (koperasi) juga bisa melakukan pendampingan agar petani ini bisa menjaga kualitas kopi yang dihasilkan," ujarnya.
Selai itu, kata A Hanan, pihaknya juga memberikan pelatihan kepada para petani kopi di sana dalam serangkaian kegiatan tersebut.
"Ada pelatihan yang kita kolaborasikan dalam satu paket ini adalah tentang penerapan teknologi integrasi antara kopi dan ternak," sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019