Takengon (ANTARA) - Harga kopi arabica Gayo kembali terjun bebas dan semakin terpuruk di kisaran harga Rp5.300,- per bambu atau setara Rp4.410,- per kilogramnya untuk kopi merah gelondongan.
Petani kopi Gayo Tona Wrb mengatakan saat ini kondisi petani kopi kian terpuruk, apalagi kali ini adalah masa panen raya yang diharapkan dapat mendongkrak ekonomi petani setelah didera dampak panjang pandemi COVID-19.
"Harga kopi sekarang Rp5.300,- per bambu atau setara Rp53.000,- per kaleng. Itu belum potong ongkos ngutip Rp20.000,- per kaleng. Berapa lagi untuk kami petani," kata Tona di Takengon, Senin.
Menurutnya harga kopi Gayo terus turun dalam dua pekan terakhir. Sebagai petani Tona mengaku hanya mendapat informasi bahwa kopi Gayo saat ini banyak menumpuk di gudang, karena pasar ekspor kopi masih tertahan jelang akhir tahun.
"Kabarnya gitu, karena akhir tahun, karena musim hujan juga, kopi banyak menumpuk di gudang di Medan (Sumatera Utara)," tutur Tona.
Perbandingan harga kopi sebelum terjun bebas seperti sekarang kata Tona masih berada di kisaran harga Rp6.500,- sampai Rp7.000,- pada bulan lalu.
Sementara pada pekan sebelumnya kata dia harga kopi mulai turun di kisaran harga Rp5.500,- per bambu atau setara Rp4.580,- per kilogramnya
"Terus turun ke minggu ini Rp5.300- per bambu atau setara Rp4.410,- per kilogram atau setara Rp441,- per ons," sebut Tona.
"Sebagai petani kami berharap ini segara ada solusinya, bagaimana supaya harga kembali normal, agar kondisi petani tidak semakin terpuruk," ujarnya.