Sebuah bus pariwisata yang mengangkut rombongan guru pengawas dan kepala sekolah taman kanak-kanak asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terguling di jembatan, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, mengakibatkan sejumlah orang meninggal dunia dan luka-luka.
"Saat ini para korban kami evakuasi, dibawa ke rumah sakit. Untuk kendaraan juga masih proses evakuasi berlanjut," kata Kepala Unit Laka Lantas Polres Blitar Ipda Didik Sugianto, di Blitar, Sabtu.
Baca juga: Terlindas truk trailer, seorang ASN meninggal dunia
Rombongan bus pariwisata yang mengangkut guru pengawas dan kepala sekolah TK asal Kabupaten Tulungagung itu, rencananya akan menghabiskan akhir pekan ke Pasuruan. Bus terguling di jalan raya Kesamben, tepatnya sebelah timur SPBU Kesamben, sekitar pukul 06.30 WIB.
Lokasi kecelakaan juga dekat jembatan di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar.
Kejadian berawal saat Bus Fabian Anugrah Trans dengan nomor polisi AG 7555 UR melaju dari arah barat dan tepat di atas jembatan menghindari truk tronton yang sedang berhenti karena mogok.
Bus lalu menghindar ke kanan dan menabrak satu sepeda motor dari arah timur dan selanjutnya bus terjun ke sungai.
Baca juga: Warga kritik penyelenggaraan konser di lapangan sepak bola Musara Alun
Ipda Didik mengatakan, hingga saat ini pihaknya memang masih mendata secara pasti jumlah korban serta alamat mereka. Hal itu untuk memudahkan proses administrasi, sehingga bisa dengan cepat menghubungi keluarga.
Namun, dari informasi yang didapat, terdapat sekitar 26 orang yang sudah dirujuk ke rumah sakit. Dikabarkan sedikitnya lima orang meninggal akibat kejadian tersebut. Saat ini, para korban dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar.
Ia juga menambahkan, evakuasi korban sempat terkendala. Beberapa di antaranya ada yang terjepit. Selain itu, warga yang ingin melihat langsung kejadian kecelakaan itu juga berkerumun, sehingga sempat membuat petugas harus meminta agar mereka memberikan ruang untuk evakuasi korban.
Baca juga: Seorang warga terseret arus ditemukan meninggal dunia
"Kesulitan karena warga begitu banyak yang berkumpul di tepi jalan, jadi padat. Ada kemacetan, jadi petugas buka tutup," kata dia pula.
Terkait penyebab kecelakaan, pihaknya juga masih melakukan penyelidikan. Saat ini, petugas masih fokus untuk evakuasi kendaraan yang masuk ke sungai tersebut.
"Kami belum bisa memastikan jumlahnya dan masih mendata jumlah korban meninggal dan luka-luka. Korban di RS Ngudi Waluyo," ujar dia lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Saat ini para korban kami evakuasi, dibawa ke rumah sakit. Untuk kendaraan juga masih proses evakuasi berlanjut," kata Kepala Unit Laka Lantas Polres Blitar Ipda Didik Sugianto, di Blitar, Sabtu.
Baca juga: Terlindas truk trailer, seorang ASN meninggal dunia
Rombongan bus pariwisata yang mengangkut guru pengawas dan kepala sekolah TK asal Kabupaten Tulungagung itu, rencananya akan menghabiskan akhir pekan ke Pasuruan. Bus terguling di jalan raya Kesamben, tepatnya sebelah timur SPBU Kesamben, sekitar pukul 06.30 WIB.
Lokasi kecelakaan juga dekat jembatan di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar.
Kejadian berawal saat Bus Fabian Anugrah Trans dengan nomor polisi AG 7555 UR melaju dari arah barat dan tepat di atas jembatan menghindari truk tronton yang sedang berhenti karena mogok.
Bus lalu menghindar ke kanan dan menabrak satu sepeda motor dari arah timur dan selanjutnya bus terjun ke sungai.
Baca juga: Warga kritik penyelenggaraan konser di lapangan sepak bola Musara Alun
Ipda Didik mengatakan, hingga saat ini pihaknya memang masih mendata secara pasti jumlah korban serta alamat mereka. Hal itu untuk memudahkan proses administrasi, sehingga bisa dengan cepat menghubungi keluarga.
Namun, dari informasi yang didapat, terdapat sekitar 26 orang yang sudah dirujuk ke rumah sakit. Dikabarkan sedikitnya lima orang meninggal akibat kejadian tersebut. Saat ini, para korban dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar.
Ia juga menambahkan, evakuasi korban sempat terkendala. Beberapa di antaranya ada yang terjepit. Selain itu, warga yang ingin melihat langsung kejadian kecelakaan itu juga berkerumun, sehingga sempat membuat petugas harus meminta agar mereka memberikan ruang untuk evakuasi korban.
Baca juga: Seorang warga terseret arus ditemukan meninggal dunia
"Kesulitan karena warga begitu banyak yang berkumpul di tepi jalan, jadi padat. Ada kemacetan, jadi petugas buka tutup," kata dia pula.
Terkait penyebab kecelakaan, pihaknya juga masih melakukan penyelidikan. Saat ini, petugas masih fokus untuk evakuasi kendaraan yang masuk ke sungai tersebut.
"Kami belum bisa memastikan jumlahnya dan masih mendata jumlah korban meninggal dan luka-luka. Korban di RS Ngudi Waluyo," ujar dia lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019