Kalangan pedagang kerajinan rotan di Aceh Besar mengeluhkan penjualan usaha mereka yang semakin menurun sejak merebaknya virus corona atau COVID-19.

"Sudah sejak dua bulan ini sepi pembeli ditambah lagi sejak sepekan terakhir ada isu virus corona. Masyarakat mungkin jadi takut untuk keluar rumah," kata Aminah, pedagang kerajinan rotan di Aceh Besar, Senin.

Aminah yang membuka usaha di sentra penjualan kerajinan rotan di Jalan Banda Aceh-Meulaboh, Keude Bieng, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, mengaku sebelum dagangan laku Rp3 juta hingga Rp5 juta untuk Sabtu dan Minggu.

Namun, omzet dagangannya menurun sejak merebaknya isu COVID-19. Daganganya hanya terjual paling banyak Rp300 ribu setiap Sabtu dan Minggu.

"Biasanya pembeli ramai pada Sabtu dan Minggu karena libur. Kemarin, awal minggu pertama di bulan ini, pendapatan kami sampai Rp5 juta, namun sekarang sepi, hanya Rp300 ribu," kata Aminah.

Aminah menyebutkan pembeli bukan hanya masyarakat lokal, tetapi juga wisawatan mancanegara. Paling banyak wisatawan Malaysia.

"Kalau masyarakat kita banyak membeli tudung saji, apalagi ini dekat bulan Ramadhan. Jika wisatawan mancanegara biasanya lebih memilih suvernir yang lebih kecil untuk cindramata saja," kata Aminah.

Ia mengatakan, harga dari kerajinan rotan yang di datangkan di tokonya bervariasi tergantung dari ukuran serta tingkat kerumitan pembuatannya.

"Harga paling murah Rp5.000 seperti alas gelas minuman dan paling mahal kursi rotan, satu setnya Rp1,8 juta. Kami punya 10 karyawan yang membuat semua kerajinan rotan ini," kata Aminah.

Pewarta: Zubaidah

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020