Kalangan pedagang daging di pasar tradisional di Banda Aceh dan Aceh Besar mengaku daya beli masyarakat menurun pada hari meugang menjelang bulan suci Ramadhan 1441 Hijriah.

Aziz Awee, pedagang daging di Pasar Lambaro Aceh Besar yang dihubungi dari Banda Aceh, Kamis, mengatakan penurunan daya beli mencapai 50 persen dari hari meugang Ramadhan tahun lalu.

"Kalau hari meugang tahun-tahun sebelumnya, kami bisa menjual daging dari 12 ekor sapi. Kalau sekarang, hanya enam ekor. Turun, hingga 50 persen," kata Aziz Awee.

Baca juga: Daging meugang di Abdya diperiksa guna menjamin layak dikonsumsi

Aziz menduga berkurangnya daya beli akibat pandemi COVID-19, di mana masyarakat diharuskan di rumah saja. Dampak lainnya, banyak masyarakat tidak bekerja karena usaha banyak yang tutup.

"Kini, tidak hanya daging meugang, daya beli daging di hari biasa juga berkurang. Kami berharap kondisi pandemi COVID-19 cepat berlalu, sehingga daya beli daging masyarakat kembali normal," kata Aziz Awee.

Baca juga: Permintaan daging segar di Aceh menurunkan

Terkait harga daging di hari meugang, baik pada Rabu (22/4) maupun Kamis (23/4), Aziz Awee mengatakan harga daging kualitas premium mencapai Rp150 ribu per kilogram. Harga ini naik dibanding hari biasa yang hanya Rp130 ribu per kilogram.

"Kenaikan harga daging di hari meugang disebabkan meningkatnya harga beli hewan ternak seperti sapi. Kenaikan ini karena di setiap hari meugang, permintaan daging meningkatkan," kata Aziz Awee.

Baca juga: Harga daging di Banda Aceh bergerak naik, Rp140 ribu per kilogram


Menyangkut kondisi pasar daging meugang di saat pandemi COVID-19, Aziz Awee mengatakan masih ada pedagang maupun pembeli yang mengabaikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.

"Di antaranya masih ada yang tidak memakai masker, baik pedagang daging maupun pembeli. Padahal, tim COVID-19 ada bagi-bagi masker di pasar ini," kata Aziz Awee.

Senada juga diungkapkan Sudirman, peternak sapi di kawasan Pango, Ulee Kareng, Banda Aceh. Menurut dia, harga seekor sapi di hari meugang biasanya naik Rp2 juta hingga Rp5 juta juga per ekor.

"Harga tergantung besar kecilnya, berkisar Rp18 juta hingga Rp40 juta. Namun, permintaan sapi di hari meugang tahun ini sedang sepi. Mungkin, saat ini lagi wabah virus corona," kata Sudirman.

Meugang merupakan tradisi masyarakat Aceh memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga maupun kerabat. Meugang dilaksanakan dua hari menjelang bulan puasa, Idul Fitri, maupun Idul Adha atau hari raya kurban.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020