Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fadli Zon menyebutkan Sabang berpotensi sebagai entry point dari berbagai komoditas perdagangan.
"Namun demikian, untuk menjadikan Sabang sebagai entry point yang strategis dari berbagai komoditas, perlu adanya kebijakan-kebijakan agar dalam pengelolaannya, Sabang bisa lebih leluasa," kata Fadli di Sabang, Kamis (25/3).
Hal itu dikatakan Fadli Zon ketika mengunjungi kilometer nol Indonesia dalam rangka kunjungan kerja terkait Indo-Pasifik yang mendukung diplomasi Parlemen yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri dan multi pihak.
“Kunjungan kerja kali ini dalam rangka sebuah panja Indo-Pasifik dan Sabang harus mendapat perhatian lebih dari Pemerintah Pusat juga dukungan terkait dengan kegiatan pariwisata, perikanan, perdagangan dan kegiatan lain yang dilaksanakan oleh manajemen BPKS,” katanya.
Program Indo-Pasifik menjadikan Sabang salah satu wilayah yang sangat strategis karena terletak di titik terbarat Indonesia yang berbatasan langsung dengan Nikobar, Andaman, Thailand dan beberapa wilayah lainnya yang mendukung kegiatan Pariwisata, Perikanan, Perdagangan dan kegiatan lain yang bermanfaat.
"Salah satu program Indo-Pasifik adalah perdagangan yang justru menguntungkan Sabang dengan wilayah strategisnya," ujarnya.
Terkait dengan benturan regulasi, kata dia, dirinya akan melakukan pengkajian ulang terhadap beberapa peraturan Menteri Perdagangan yang berbenturan dengan Sabang sebagai kawasan pelabuhan bebas.
Fadli Zon juga akan menyampaikan langsung kepada Kementerian Perdagangan maupun kementerian terkait lainnya tentang kebutuhan Sabang sebagai kawasan bebas.
“Saya kira untuk regulasi itu kan yang buat kita, artinya kapan saja regulasi itu bisa kita perbaiki dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan yang saling menguntungkan bagi wilayah Sabang sendiri, karena Sabang wilayah yang dianggap bebas kecuali untuk yang terlarang,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Namun demikian, untuk menjadikan Sabang sebagai entry point yang strategis dari berbagai komoditas, perlu adanya kebijakan-kebijakan agar dalam pengelolaannya, Sabang bisa lebih leluasa," kata Fadli di Sabang, Kamis (25/3).
Hal itu dikatakan Fadli Zon ketika mengunjungi kilometer nol Indonesia dalam rangka kunjungan kerja terkait Indo-Pasifik yang mendukung diplomasi Parlemen yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri dan multi pihak.
“Kunjungan kerja kali ini dalam rangka sebuah panja Indo-Pasifik dan Sabang harus mendapat perhatian lebih dari Pemerintah Pusat juga dukungan terkait dengan kegiatan pariwisata, perikanan, perdagangan dan kegiatan lain yang dilaksanakan oleh manajemen BPKS,” katanya.
Program Indo-Pasifik menjadikan Sabang salah satu wilayah yang sangat strategis karena terletak di titik terbarat Indonesia yang berbatasan langsung dengan Nikobar, Andaman, Thailand dan beberapa wilayah lainnya yang mendukung kegiatan Pariwisata, Perikanan, Perdagangan dan kegiatan lain yang bermanfaat.
"Salah satu program Indo-Pasifik adalah perdagangan yang justru menguntungkan Sabang dengan wilayah strategisnya," ujarnya.
Terkait dengan benturan regulasi, kata dia, dirinya akan melakukan pengkajian ulang terhadap beberapa peraturan Menteri Perdagangan yang berbenturan dengan Sabang sebagai kawasan pelabuhan bebas.
Fadli Zon juga akan menyampaikan langsung kepada Kementerian Perdagangan maupun kementerian terkait lainnya tentang kebutuhan Sabang sebagai kawasan bebas.
“Saya kira untuk regulasi itu kan yang buat kita, artinya kapan saja regulasi itu bisa kita perbaiki dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan yang saling menguntungkan bagi wilayah Sabang sendiri, karena Sabang wilayah yang dianggap bebas kecuali untuk yang terlarang,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021