Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh mencatat deflasi atau penurunan harga-harga yang terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,02 persen pada September 2015 merupakan yang terendah di Pulau Sumatera, sedangkan tertinggi di Kota Sibolga.

"Dari 23 kota di Pulau Sumatera yang dipantau, enam kota mengalami inflasi dan 17 kota deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga dan deflasi terendah di Kota Meulaboh," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Hermanto di Banda Aceh, Kamis (1/10).

Ia menjelaskan deflasi yang terjadi tersebut akibat turunnya harga kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan serta kelompok bahan makanan di pasaran pada bulan tersebut.

Hermanto menyebutkan dari tiga kota yang dipantau inflasi di Provinsi Aceh, dua di antara yakni mengalami deflasi masing-masing Banda Aceh 0,36 persen dan Meulaboh 0,02 persen, sedangkan Lhokseumawe mengalami inflasi sebesar 0,22 persen, sehingga secara agregat Aceh mengalami deflasi sebesar 0,15 persen.

Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan tersebut antara lain beras, tongkol dan emas perhiasan.

Hermanto menambahkan hingga September 2015, inflasi yang terjadi di provinsi berpenduduk sekitar 4,5 juta jiwa itu masih sangat terkendali bahkan lebih baik dari rata-rata inflasi secara nasional.

"Jika ini mampu dikendalikan terus oleh Pemerintah Provinsi Aceh dan kabupaten/kota, manfaatnya banyak sekali seperti persoalan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Pewarta: Pewarta : Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015