Banda Aceh (ANTARA) - Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq menyatakan bahwa tingkat inflasi di kota setempat turun sebesar 0,93 persen dari sebelumnya pada September 2022 sebesar 7,85 persen, kini sudah berada pada angka 6,92 persen.
"September inflasi sebesar 7,85 persen sebagai dampak dari kenaikan harga BBM, dan pada Oktober 2022 kemarin kembali turun menjadi 6,92 persen," kata Bakri Siddiq, di Banda Aceh, Kamis.
Bakri menyampaikan, hasil pencatatan inflasi tersebut diketahui dirinya setelah mendapatkan laporan resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Banda Aceh.
Tak hanya inflasi, kata Bakri, Banda Aceh juga mengalami deflasi sebesar 0,49 persen dari bulan sebelumnya 0,32 persen.
Bakri menyampaikan, tingkat inflasi di Ibu kota Provinsi Aceh itu terbilang rendah dan masih terkendali jika dibandingkan banyak daerah lainnya di Indonesia.
"Kita masih aman, September terjadi inflasi yang dipicu kenaikan BBM. Namun alhamdulillah masih terkendali dan sekarang kita mengalami deflasi," ujarnya.
Bakri menuturkan, hasil tersebut tidak terlepas dari upaya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Banda Aceh yang secara kontinyu melakukan berbagai upaya sehingga inflasi tetap terkendali.
"Ini patut kita syukuri di tengah ancaman resesi dunia dan kenaikan harga komoditas, kita tetap aman," katanya.
Bakri menambahkan, Pemko Banda Aceh bersama segenap stakeholder terkait juga terus meluncurkan program-program pengendalian inflasi, mulai dari operasi pasar hingga memastikan distribusi barang berjalan lancar.
Menutup tahun ini, lanjut Bakri, pihaknya akan terus berupaya keras agar inflasi terus terkendali dan tidak fluktuatif lagi, dengan bekerja sesuai arahan pemerintah pusat agar penangan inflasi ini menjadi prioritas.
"Maka dukungan dari masyarakat Banda Aceh juga sangat berarti dalam pencapaian positif ini," demikian Bakri Siddiq.
Inflasi di Banda Aceh turun dari 7,85 menjadi 6,92 Persen
Kamis, 3 November 2022 15:25 WIB