Kalangan nelayan di Pulau Simeulue, Kabupaten Simeulue, Aceh, masih mengandalkan pukat tarik dari darat di tengah semakin modernnya alat tangkap ikan. 

Asdaman (50), pemilik pukat tarik darat, di Simeulue, Selasa, mengatakan pukat darat tersebut sudah turun temurun digunakan nelayan di kabupaten kepulauan di Samudra Hindia tersebut.
 
"Kami masih mengandalkan pukat darat untuk menangkap ikan, kendati hasilnya tidak menentu. Dalam sehari, kami menurunkan pukat dua hingga tiga kali, tergantung kondisi cuaca," kata Asdaman.

Menurut Asdaman, hasilnya tidak menentu. Jika sedang beruntung, cukup banyak ikan didapat. Sebaliknya, tidak jarang juga tidak dapat ikan sama sekali.

"Meski saat ini sudah banyak alat penangkap ikan modern, kami belum berencana berhenti menggunakan pukat darat yang telah bertahun-tahun digunakan. Pukat darat ini akan terus digunakan," kata Asdaman.

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Simeulue Carles mengatakan penggunaan pukat darat itu tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan. 

"Dalam peraturan, jaring tarik pantai dibolehkan. Jalur penangkapannya berada di dua mil laut dan menggunakan kapal dengan bobot di bawah lima gros ton atau GT," kata Carles.

Carles mengatakan nelayan menggunakan pukat darat tersebut di sejumlah kecamatan di Kabupaten Simeulue. Di antaranya Kecamatan Teupah Tengah, Kecamatan Teupah Barat, Kecamatan Salang, dan Kecamatan Simeulue Barat.

Berdasarkan informasi nelayan, kata Carles, penangkapan menggunakan pukat darat bisa mendapatkan ikan berkisar 150 hingga 250 kilogram untuk sekali tarik.

"Jika harga jual ikan rata-rata Rp10 kilogram, maka pendapatan nelayan pukat darat bisa berkisar Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta per sekali tarik," kata Carles.

Carles mengatakan pukat darat menjadi daya tarik sendiri bagi warga maupun wisatawan yang melihat saat nelayan menarik pukat. Oleh karena itu, pukat darat tersebut harus terus dilestarikan

"Selain untuk menangkap ikan, pukat darat juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Karena itu, kami terus berupaya melestarikan pukat darat tersebut," kata Carles.
 

Pewarta: Ade Irwansah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022