Panglima Laot Aceh melalui lembaga otonomnya Yayasan Pangkai Meurunoe Aneuk Nelayan (YPMAN) telah menyalurkan bantuan biaya pendidikan dan beasiswa kepada 42.000 anak nelayan se Aceh sejak 2002 hingga 2021.

"Sejak 2002 sampai 2021, lebih kurang sekitar 42.000 anak nelayan di Aceh telah kita berikan bantuan biaya pendidikan dan beasiswa, mulai dari tingkat dasar (SD) hingga pendidikan tinggi," kata Sekretaris Umum YPMAN Aceh Miftach Tjut Adek, di Banda Aceh, Jumat.

Miftach menyampaikan, 42.000 anak nelayan Aceh yang menerima bantuan pendidikan hingga beasiswa tersebut tersebut antara lain untuk tingkatan SD sebanyak 17.559 murid), SMP sederajat 12.011 pelajar, SMA sederajat 8.300 siswa, dan perguruan tinggi sudah mencapai 4.026 mahasiswa.

Baca juga: YPMAN : belasan putra Aceh bekerja disektor perikanan diluar negeri

"Selebihnya kita juga memberikan bantuan beasiswa khusus seperti untuk anak nelayan yang bersekolah di SUPMN Ladong, STPN Jakarta, pesantren, dayah, hafiz/hafizah Al Quran, dan yang khusus ini kita mulai sejak 2008," ujarnya.

Miftach menjelaskan, bantuan biaya pendidikan reguler diberikan berbeda sesuai tingkatan, untuk siswa SD masing-masing Rp60 ribu per bulan. SMP Rp80 ribu per bulan, pelajar SMA Rp100 ribu per bulan, dan mahasiswa sebesar Rp150 per bulan.

"Uang bantuan biaya pendidikan untuk reguler ini kita kirimkan setiap enam bulan sekali," kata Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh itu.

Baca juga: YPMAN kelola Rp67 miliar dana abadi

Kemudian, kata Miftach, untuk beasiswa khusus terhadap siswa yang mengikuti pendidikan khusus perikanan di SUPMN Ladong Aceh Besar hingga ke STPN Jakarta, seluruh kebutuhannya dibiayai.

Untuk program pendidikan khusus perikanan ini, lanjut Miftach, diberikan kepada anak nelayan yang dipilih sebanyak dua orang dari masing-masing kabupaten/kota di Aceh. Artinya setiap tahun ada 36 orang dari 23 daerah di Aceh.

"Siswa yang lulus dari sekolah itu (SUPMN Ladong Aceh Besar), kemudian kita ambil dua orang yang berprestasi setiap tahunnya untuk kita berikan beasiswa menempuh pendidikan di STPN Jakarta," ujarnya.

Baca juga: Gubernur Aceh larang anak di bawah umur melaut

Kemudian, juga ada beasiswa pendidikan khusus untuk hafiz dan hafizah Al Quran, lalu bantuan untuk yang belajar di pesantren tradisional sebanyak 10 orang per kabupaten/kota yang memiliki wilayah pantai (18 daerah).

"Berarti ada 180 orang yang dibiayai untuk pendidikan ini, diberikan sebesar Rp1,5 juta per tahun. Jadi kalau secara keseluruhan baik reguler maupun khusus ada sekitar 3.000 anak nelayan yang kita bantu setiap tahun," kata Miftach.

Miftach menuturkan, anak nelayan yang memperoleh beasiswa itu sesuai rekomendasi Panglima Laot kabupaten/kota se Aceh, kemudian disepakati bersama melalui musyawarah.

"Kami berkeinginan anak-anak nelayan Aceh mendapat pendidikan yang layak dan terampil dan sukses di masa mendatang," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Miftach menyebutkan bahwa bantuan biaya pendidikan reguler hingga beasiswa khusus tersebut berasal dari 75 persen pendapatan hasil investasi dana abadi yang bersumber dari hasil lelang kapal Thailand yang memasuki perairan Aceh secara ilegal pada 1999 silam sebesar Rp11,9 miliar.

"Menurut statuta yayasan, dana itu tidak boleh habis dan diperbanyak, dan hasil dari penggunaan uang tersebut (investasi) diberikan 75 persen minimal untuk beasiswa, 10 persen minimal penambahan dana abadi, dan 15 persen maksimal untuk operasional panglima laot se Aceh," demikian Miftach.

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022