Peneliti Eka Chlara Budiarti dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) bahwa mikroplastik dapat memasuki tubuh manusia memiliki beberapa cara beberapa di antaranya, seperti pernapasan, pencernaan dan paparan terhadap benda plastik yang sudah mengalami pelapukan.

"Pernapasan itu diakibatkan dari ada faktor dari udara, tidak hanya di dalam ruangan yang terdapat perabotan plastik yang terlapuk dan terikut dari udara, yang akhirnya menyebarkan serpihan atau serbuk dari pelapukan benda plastik, tapi juga bisa dari baju kita," kata Chlara ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Kamis.
 

Partikel-partikel tersebut, yang terjadi akibat adanya pelapukan, bisa masuk ke dalam saluran pernapasan. Hak itu dikarenakan ukuran partikel plastik yang sangat kecil, bahkan terdapat juga yang berukuran nanomilimeter.

Selain itu, mikroplastik juga dapat masuk ke tubuh manusia melalui pencernaan ketika mengonsumsi bahan pangan yang sudah tercemar mikroplastik seperti ikan.

Untuk paparan, bisa terjadi ketika menyentuh bahan plastik yang sudah mengalami pelapukan dan ukuran partikel plastik yang sangat kecil dapat masuk lewat pori-pori.

Sebelumnya, polusi mikroplastik juga sudah ditemukan di dalam darah manusia. Penelitian yang dipublikasikan di Environment International menyatakan peneliti yang menganalisa sampel darah 22 orang menemukan partikel plastik hampir 80 persen dari orang yang diuji.

Setengah dari sampel darah mengandung plastik PET, yang umum digunakan dalam botol kemasan dan terdapat pula kandungan polistirena yang biasa dipakai untuk kemasan makanan.

"Kenapa bisa masuk ke dalam darah, karena ukurannya hampir sama dengan molekul darah itu sendiri dan bisa tertransfer lewat lapisan-lapisan sel, transportasi membran sel," katanya.
 

Dia memperingatkan bahwa dampak mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia adalah dapat terendap di saluran pernapasan dan organ lain.

Endapan mikroplastik atau nanoplastik, yang merupakan benda asing di dalam tubuh, tidak bisa dicerna atau diserap oleh tubuh dan bisa menimbulkan iritasi.

Jika dibiarkan terlalu lama peradangan tersebut berpotensi memicu timbulnya tumor sampai menjadi kanker.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022