Amman (ANTARA Aceh) - Jordania pada Senin (1/2) menyatakan bahwa tak ada pilihan selain perundingan untuk mewujudkan perdamaian antara Palestina dan Israel, demikian laporan kantor berita Jordania, Petra.

Dalam satu pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Menteri Luar Negeri Jordania Nasser Judeh menyerukan segera dihentikannya agresi Israel terhadap rakyat Palestina, yang menghambat upaya untuk mewujudkan perdamaian.

Kedua pihak juga memperhatikan perkembangan paling akhir dan upaya yang dilancarkan untuk menghidupkan kembali pembicaraan antara Palestina dan Israel, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Sehubungan dengan itu, Judeh mengatakan tak ada pilihan selain perundingan untuk menangani semua masalah status akhir, yang akan menghasilkan Negara Palestina Merdeka di perbatasan 1967 dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya berdasarkan resolusi sah internasional dan Gagasan Perdamaian Arab 2002. Gagasan Arab menawarkan kepada Israel hubungan normal dengan negara Arab sebagai imbalan bagi penarikan dari wilayah yang didudukinya pada 1967.

Menteri tersebut menyatakan Jordania akan terus mempertahankan tempat suci Islam dan Kristiani di Jerusalem.

Pada gilirannya, Presiden Palestina menyampaikan penghargaan bagi dukungan Jordania di semu tingkat regional dan internasional.

Sebelumnya, Abbas mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS John Kerry bahwa penting untuk mendukung gagasan Prancis bagi penyelenggaraan konferensi internasional bagi perdamaian di Timur Tengah.

Menurut satu laporan yang disiarkan oleh kantor berita Palestina (WAFA) dengan mengutip Nabil Abu Rdeinah, pembantu Presiden Abbas, Kerry menelepon Presiden Abbas --yang sedang berada di Amman, Jordania.

Abu Rdeinah menyatakan kepada WAFA bahwa percakapan telepon antara kedua pejabat tersebut dipusatkan pada Gagasan Prancis.

"Presiden Abbas menekankan kepada Kerry bahwa ia menyambut baik gagasan itu dan perlu untuk mendukungnya, mengakhiri kebuntuan saat ini dan menciptakan suasana yang layak guna mengakhiri pendudukan Israel," kata Abu Rdeinah.

Presiden Palestina tersebut pada Jumat pagi (29/1) telah menyambut baik pernyataan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius bahwa negaranya akan segera melancarkan upaya baru guna memajukan proyeknya --penyelenggaraan konferensi perdamaian internasional guna menggolkan prinsip dua-negara antara Israel dan Palestina.

Sementara itu Israel mengeritik gagasan Prancis tersebut dan mengatakan itu akan mendorong rakyat Palestina untuk tidak membuat konsesi bagi perdamaian, sedangkan Amerika Serikat belum memberi tanggapan.

(Uu.C003)

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016