Menteri Urusan Agama Islam dan Waqaf Jordania Hayel Daoud menyerukan upaya internasional untuk mengakhiri tindakan Israel itu.
Ia mengatakan serangan semacam itu ke dalam halaman Masjid Al-Aqsha merupakan pelanggaran terang-terangan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi.
Jordania menjadi pengawas tempat suci agama Islam dan Kristen di Jerusalem berdasarkan kesepakatan perdamaian 1994 dengan Israel, kesepakatan lain selain dengan Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA), yang menetapkan Jerusalem Timur sebagai ibu kota masa depannya.
Tentara Israel menyerbu ke dalam kompleks Masjid Al-Aqsha pada Ahad, setelah puluhan orang Palestina melempar batu dan petasan ke arah polisi Yahudi, kata beberapa pejabat.
Bentrokan terjadi tak lama setelah tempat tersebut, tempat suci buat umat Muslim dan Yahudi, dibuka buat pengunjung Yahudi pada pagi hari yang sama dalam kegiatan Tanggal Sembilan AV, hari puasa, saat umat Yahudi memperingati kehancuran Kuil Yahudi pertama dan kedua.
Pemuda Palestina yang memakai topeng berbaris di Al-Haram Asy-Syarif, yang oleh orang Yahudi dinamakan Bukit Knisah. Mereka melempar batu dan petasan ke arah polisi.
Guna mencegah ketegangan lebih jauh, "pasukan polisi masuk sampai beberapa meter ke dalam kompleks Masjid Al-Aqsha dan menutup pintu masjid sementara para pemuda Palestina berada di dalamnya, dan memulihkan ketenangan", kata seorang juru bicara polisi Israel.
Masjid Al-Aqsha adalah tempat suci ketiga umat Muslim dan tempat paling suci umat Yahudi --yang merujuknya sebagai lokasi kuil kedua mereka --yang hancur pada 79M.