Amman, Jordania (ANTARA Aceh) - Raja Jordania Abdullah II pada Ahad (25/10) mengatakan prioritas pada tahap ini ialah memelihara status quo tempat suci di Jerusalem, yang berada di bawah pengawasan Kerajaan Jordania, demikian laporan Kantor berita Petra.
Jordania akan terus memainkan peran agama dan sejarahnya atas semua tempat suci di Jerusalem dengan kesungguhan dan komitmen penuh, kata Raja Abdullah dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Ceko Bohuslav Sobotkan di Ibu Kota Jordania, Amman, Ahad.
Raja Jordania tersebut menyampaikan keprihatinannya sehubungan dengan perkembangan serius di Jerusalem dan tempat suci, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Ia menekankan bahwa berkomitmen pada status quo atas tempat suci akan mengakhiri kerusuhan.
Dalam satu taklimat di Amman pada Sabtu (24/10), Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu "menyampaikan komitmen mengenai pemeliharaan status quo, yang tidak berubah, atas tempat suci di Jerusalem".
Kerry mengatakan Netanyahu telah "setuju dengan saran luar biasa dari Raja Abdullah, untuk memasang kamera pengawas 24-jam di semua tempat" di Al-Haram Asy-Syarif. Ia mengatakan, "Ini akan memberikan transparansi dan daya pandang menyeluruh dan menjadi pengubah permainan dalam mencegah siapa saja mengganggu kesucian tempat suci tersebut."
Raja Abdullah menyampaikan harapan bahwa itu akan mengarah kepada dilanjutkannya pembicaraan perdamaian dan penanganan masalah inti melalui perundingan, yang menjadi salah satu prioritas utama.
Pejabat senior Ceko itu menekankan dukungan negaranya bagi upaya untuk melanjutkan perundingan antara Palestina dan Israel.
Ia menyatakan penyelesaian dua-negara adalah kunci bagi perdamaian antara kedua pihak tersebut.
Masih pada Ahad, Perdana Menteri Jordania Abdullah Ensour bertemu dengan pejabat senior Ceko itu dan membahas perkembangan di Timur Tengah serta hubungan bilateral kedua negara mereka.
(Uu.C003)