Dinas Pangan dan Pertanian Kota Sabang menyebutkan 15 ekor sapi di daerah Pulau Weh itu positif terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK), sehingga para peternak diminta terus waspada sekaligus melakukan upaya pencegah dengan baik.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Sabang Jaya Saputra, Senin, mengatakan ternak yang dinyatakan terinfeksi PMK diketahui setelah keluar hasil pemeriksaan laboratorium dari tujuh sampel yang dikirimkan ke Balai Veteriner (Bvet) Kementerian Pertanian di Medan, Sumatra Utara.
Baca juga: Sebanyak 445 sapi di Aceh Timur dinyatakan sembuh dari PMK
“Pengecekan laboratorium dari tujuh sampel sapi bergejala PMK, hasilnya tiga di antaranya positif dan empat negatif. Meski begitu, bisa dipastikan ketujuh sapi ini memang sudah positif terkena virus PMK dari awal," kata Jaya di Kota Sabang.
Jaya menjelaskan pada awalnya pihaknya memang melakukan isolasi terhadap 15 ekor sapi yang diduga terindikasi PMK di kawasan Gunung Sarung Keris Gampong Priya Laot, Kecamatan Sukamakmue.
Kemudian dari 15 sapi tersebut, pihaknya mengambil sampel pada tujuh ekor, yang dikirim ke BVet Medan Sumatra Utara, dengan hasil tiga positif dan empat negatif.
Baca juga: Aceh perlu perketat lalu lintas hewan cegah PMK tak semakin parah
Kendati demikian, pihaknya memutuskan bahwa 15 ekor sapi tersebut terinfeksi PMK karena berada dalam satu wilayah yang sama.
"Sementara delapan lainnya juga dipastikan positif PMK, karena berada di lokasi yang sama dengan kemungkinan tertular, sangat cepat. PMK ini virus, satu terserang maka yang lainnya juga akan terjangkit virus yang sama," katanya.
Baca juga: Pemkab Aceh Utara wajibkan hewan kurban miliki surat bebas PMK
Menurut dia, sapi yang sudah terkena PMK dapat menjadi pembawa virus kepada sapi lain (carrier), meski sudah dinyatakan sembuh.
Hingga kini, tim peternakan dan kesehatan hewan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Sabang terus melakukan pengobatan lanjutan terhadap sapi yang terserang PMK.
"Dari 15 ekor sapi itu sudah menampakkan progres, namun belum dapat dikatakan sembuh total. Karena sekarang yang kita usahakan agar ternak bisa makan saja dulu," ujarnya.
Ia mengimbau peternak kawasan lokasi yang berdekatan untuk menghindari radius tiga kilometer dari sapi yang terjangkit.
Kata dia, tidak hanya sapi, manusia juga dapat menjadi pembawa virus PMK, untuk ditularkan kepada ternak lain. Karena penularan virus juga dapat melalui udara.
“Untuk memutus mata rantai virus PMK agar tidak menularkan ke ternak lain, salah satu solusi harus dipotong paksa. Tapi ini akan kita koordinasikan lagi dengan pihak berwenang, terkait solusi terbaiknya,”
Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk menemukan solusi dari alternatif lain, serta mengupayakan vaksin PMK.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Sabang Jaya Saputra, Senin, mengatakan ternak yang dinyatakan terinfeksi PMK diketahui setelah keluar hasil pemeriksaan laboratorium dari tujuh sampel yang dikirimkan ke Balai Veteriner (Bvet) Kementerian Pertanian di Medan, Sumatra Utara.
Baca juga: Sebanyak 445 sapi di Aceh Timur dinyatakan sembuh dari PMK
“Pengecekan laboratorium dari tujuh sampel sapi bergejala PMK, hasilnya tiga di antaranya positif dan empat negatif. Meski begitu, bisa dipastikan ketujuh sapi ini memang sudah positif terkena virus PMK dari awal," kata Jaya di Kota Sabang.
Jaya menjelaskan pada awalnya pihaknya memang melakukan isolasi terhadap 15 ekor sapi yang diduga terindikasi PMK di kawasan Gunung Sarung Keris Gampong Priya Laot, Kecamatan Sukamakmue.
Kemudian dari 15 sapi tersebut, pihaknya mengambil sampel pada tujuh ekor, yang dikirim ke BVet Medan Sumatra Utara, dengan hasil tiga positif dan empat negatif.
Baca juga: Aceh perlu perketat lalu lintas hewan cegah PMK tak semakin parah
Kendati demikian, pihaknya memutuskan bahwa 15 ekor sapi tersebut terinfeksi PMK karena berada dalam satu wilayah yang sama.
"Sementara delapan lainnya juga dipastikan positif PMK, karena berada di lokasi yang sama dengan kemungkinan tertular, sangat cepat. PMK ini virus, satu terserang maka yang lainnya juga akan terjangkit virus yang sama," katanya.
Baca juga: Pemkab Aceh Utara wajibkan hewan kurban miliki surat bebas PMK
Menurut dia, sapi yang sudah terkena PMK dapat menjadi pembawa virus kepada sapi lain (carrier), meski sudah dinyatakan sembuh.
Hingga kini, tim peternakan dan kesehatan hewan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Sabang terus melakukan pengobatan lanjutan terhadap sapi yang terserang PMK.
"Dari 15 ekor sapi itu sudah menampakkan progres, namun belum dapat dikatakan sembuh total. Karena sekarang yang kita usahakan agar ternak bisa makan saja dulu," ujarnya.
Ia mengimbau peternak kawasan lokasi yang berdekatan untuk menghindari radius tiga kilometer dari sapi yang terjangkit.
Kata dia, tidak hanya sapi, manusia juga dapat menjadi pembawa virus PMK, untuk ditularkan kepada ternak lain. Karena penularan virus juga dapat melalui udara.
“Untuk memutus mata rantai virus PMK agar tidak menularkan ke ternak lain, salah satu solusi harus dipotong paksa. Tapi ini akan kita koordinasikan lagi dengan pihak berwenang, terkait solusi terbaiknya,”
Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk menemukan solusi dari alternatif lain, serta mengupayakan vaksin PMK.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022