Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Konsorsium antara Indonesia dan Tiongkok akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kluet 1 berkapasitas 180 Mega Watt di Kabupaten Aceh Selatan dengan investasi Rp5,6 triliun.

Direktur Utama PT Trinusa Energy Indonesia, Ir Muhammad Said Asjari di Tapaktuan, Selasa mengungkapkan mega proyek tersebut saat ini sedang dalam tahapan pengurusan perizinan baik Analisis Masaalah Dampak Lingkungan (Amdal) maupun pinjam pakai kawasan hutan lindung ke Kementerian terkait.

Hal itu terungkap dalam acara konsultasi publik terkait studi Analisis Masalah Dampak Lingkungan (Amdal) pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kluet 1, yang dilaksanakan PT Trinusa Energy Indonesia di Aula Kantor Bappeda di Tapaktuan, Selasa.

Ia memprediksi, proses pengurusan seluruh perizinan yang dibutuhkan sesuai aturan yang berlaku membutuhkan waktu selama 3 tahun atau ditargetkan akan selesai pada tahun 2018.      
Setelah seluruh perizinan tuntas, kata Said Asjari, pada tahun 2019 ditargetkan akan dimulai ground breaking, katanya.

Mega proyek yang dibangun dalam kawasan hutan lindung mulai dari kawasan pegunungan Kecamatan Meukek, Sawang, Samadua, Pasie Raja dan Kluet Tengah dengan luas areal mencapai 440,19 hektare tersebut ditargetkan selesai serta sudah mulai memproduksi energi listrik pada tahun 2024.

Acara yang diikuti aktivis LSM, tokoh masyarakat, perwakilan kepala desa, para camat, pejabat TNI/Polri serta sejumlah kepala SKPK terkait tersebut secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Aceh Selatan, Kamarsyah.

Muhammad Said Asjari menyatakan, pada tahap awal rencana pembangunan PLTA Kluet 1, pihaknya telah mengantongi izin prinsip dari Bupati Aceh Selatan pada 24 Februari 2016.

Selain itu, lanjut Said, pihaknya juga telah mengantongi rekomendasi izin pemanfaatan ruang dari Bupati Aceh Selatan dan surat keterangan dari Bappeda Aceh Selatan yang menjelaskan bahwa areal PLTA berada di kawasan hutan lindung menurut Peta kawasan hutan dan konservasi perairan dan rencana PLTA berdasarkan draft RTRW Kabupaten Aceh Selatan 2015-2035.

Disamping itu, pihak Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kebersihan dan Pertamanan (KPDLKP) Aceh Selatan juga telah mengeluarkan perintah untuk menyusun dokumen Amdal melalui suratnya yang dilayangkan tanggal 26 Februari 2016.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Aceh pada tanggal 22 Maret 2016 juga telah menetapkan peruntukan ruang untuk pengembangan pembangkit tenaga listrik sesuai Qanun Aceh Nomor : 19 tahun 2013 tentang RTRW Aceh tahun 2013-2033.

Sementara itu, Environmental and Forestry Advisor PT Trinusa Energi Indonesia, Ir Nur Hidayat menyatakan, keputusan pihaknya membangun PLTA Kluet 1 di Aceh Selatan berkapasitas 180 MW merupakan bagian dari partisipasi untuk mendukung program pemerintah dalam merealisasikan penyediaan tenaga listrik seluruh wilayah Indonesia sebesar 35.000 MW.

"Keputusan Menteri ESDM 2015 telah mengesahkan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) tahun 2015 sampai dengan tahun 2024 dimana rencana pembangunan pembangkit 35.000 MW akan ditangani oleh PT PLN sebesar 42 persen dan sisanya 58 persen akan dibangun oleh pihak swasta melalui mekanisme independen power producer (IPP)," kata Nur Hidayat.

Menurutnya, secara prinsip rencana pembangunan PLTA Kluet 1 sudah mendapat persetujuan dari pihak PT PLN Pusat untuk masuk dalam program rencana usaha penyediaan tenaga listrik PT PLN tahun 2015-2024.
       
Menurut perkiraan pihaknya, pada tahun 2015, Provinsi Aceh memiliki kebutuhan tenaga listrik yakni beban puncak mencapai 416 MW sedangkan pada tahun 2024 mendatang diperkirakan mencapai 799 MW.

Kemudian kebutuhan power pada tahun 2015 mencapai 2,117 GWh sementara pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 4,138 GWh. Sementara kapasitas terpasang pada tahun 2015 hanya 448 MW sedangkan pada tahun 2024 diperkirakan membutuhkan kapasitas terpasang 2400 MW.

Untuk Pulau Sumatera, sebut Nur Hidayat, beban puncak kebutuhan tenaga listrik tahun 2015 diperkirakan mencapai 5,590 MW sedangkan pada tahun 2024 diperkirakan sudah mencapai 13,141.      
    
Kebutuhan tenaga listrik tahun 2015 33,666 GWh sementara pada tahun 2024 sudah mencapai 89,214 GWh. Kapasitas terpasang tahun 2015 hanya 7,705 MW diperkirakan tahun 2024 kapasitas terpasang harus mencapai 24,127 MW. Dengan demikian, tambahan kapasitas yang akan dibangun sampai tahun 2024 mencapai 16,422 MW.

Secara teknis dijelaskan bahwa, kajian hidrologi daerah aliran sungai (DAS) Kluet memiliki panjang 110 KM, natural drop (head) of 1450 meter, rata-rata gradient 13 % dan catchment area 2.893 KM2.      
    
Iklim DAS Kluet adalah hutan hujan tropis dengan curah hujan rata-rata dalam setahun sekitar 2.900 mm, dimana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September dan Oktober.

Nur Hidayat menyebutkan, luas izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) areal PLTA Kluet 1 yang masuk kawasan hutan lindung lebih kurang mencapai 440,19 hektare, dengan perincian areal PLTA serta sarana prasarana lebih kurang 349,67 hektare.

Area konstruksi bendung lebih kurang 27,06 hektare, disposal 34,97 hektare, inundation 244,77 hekatre, inventory 6,8 haktare, office dan basecamp 10,55 hektare dan power house 25,52 hektare.      Rencana jalan akses dan transmisi lebih kurang 77,34 hektare, rencana terowongan bawah tanah lebih kurang 13,18 hektare.

Disamping menggunakan kawasan hutan lindung, pembangunan PLTA Kluet 1 juga menggunakan kawasan hutan areal penggunaan lain (APL) seluas lebih kurang 19,34 hektare sehingga dengan demikian total luas areal yang dibutuhkan untuk pembangunan PLTA Kluet 1 mencapai 459,53 hektare.

Pewarta: Pewarta : Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016