Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Jaya mulai menyusun rencana pusat pengembangan pertumbuhan ekonomi hijau dan biru pada tiga kawasan di kabupaten setempat.
"Kabupaten Aceh Jaya mulai mengembangkan tiga pusat pertumbuhan ekonomi hijau dan biru berbasis kawasan," kata Pj Bupati Aceh Jaya Nurdin, di Banda Aceh, Kamis.
Hal itu disampaikan Nurdin saat membuka lokakarya pengembangan ekonomi terpadu Aceh Jaya bersama Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia sebagai mitra BKSDA Aceh, di Banda Aceh.
Nurdin menyebutkan, adapun tiga kawasan rencana pengembangan ekonomi hijau dan biru tersebut yakni terpusat di wilayah Lamno, Rigaih, dan Teunom.
"Tiga pusat pertumbuhan ekonomi tersebut dapat menjangkau masyarakat dari sembilan kecamatan di Aceh Jaya," ujarnya.
Adapun rencana kawasan ekonomi hijau dan biru tersebut yakni melalui pengembangan potensi alam yang ada di daerah itu seperti untuk ekonomi hijau ada pertanian, perkebunan serta hasil hutan lainnya.
Sementara untuk ekonomi biru yakni pengembangan potensi laut mulai dari peningkatan aktivitas kemaritiman, perikanan, pengembangan wisata bahari hingga wisata mangrove. Dengan tetap menjaga lingkungan.
Nurdin mengatakan, setelah rencana aksi pertumbuhan ekonomi hijau dan biru tersebut selesai disusun, pihaknya segera membuat regulasinya dalam bentuk Peraturan Bupati Aceh Jaya.
"Bahkan, kalau nantinya cukup sumberdaya, maka kita dorong ditetapkan dalam qanun (peraturan daerah) Aceh," katanya.
Nurdin menuturkan, pembangunan ekonomi kawasan tersebut membutuhkan biaya besar, meski demikian ia meyakini banyak peluang anggaran melalui berbagai sumber yang bisa diakses.
Nurdin menjelaskan, di kementerian, Pemprov (APBA), Pemerintah Amerika, Bank Dunia, dan pelaku pasar internasional banyak mengalokasikan dana untuk pertumbuhan ekonomi hijau dan ekonomi biru.
Namun, Aceh Jaya belum bisa mengakses sumber dana tersebut jika tidak menyiapkan syarat dokumen, kelembagaan, dan hal-hal lainnya yang diperlukan dalam mekanisme penyaluran dana.
“Maka perlu menyiapkan diri untuk mampu merespon peluang tersebut, mulai dari perencanaan yang terintegrasi, dan kebutuhan lainnya," demikian Nurdin.
Baca juga: Pidie Jaya salurkan 222 ekor hewan kurban untuk warga hingga pesantren
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Kabupaten Aceh Jaya mulai mengembangkan tiga pusat pertumbuhan ekonomi hijau dan biru berbasis kawasan," kata Pj Bupati Aceh Jaya Nurdin, di Banda Aceh, Kamis.
Hal itu disampaikan Nurdin saat membuka lokakarya pengembangan ekonomi terpadu Aceh Jaya bersama Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia sebagai mitra BKSDA Aceh, di Banda Aceh.
Nurdin menyebutkan, adapun tiga kawasan rencana pengembangan ekonomi hijau dan biru tersebut yakni terpusat di wilayah Lamno, Rigaih, dan Teunom.
"Tiga pusat pertumbuhan ekonomi tersebut dapat menjangkau masyarakat dari sembilan kecamatan di Aceh Jaya," ujarnya.
Adapun rencana kawasan ekonomi hijau dan biru tersebut yakni melalui pengembangan potensi alam yang ada di daerah itu seperti untuk ekonomi hijau ada pertanian, perkebunan serta hasil hutan lainnya.
Sementara untuk ekonomi biru yakni pengembangan potensi laut mulai dari peningkatan aktivitas kemaritiman, perikanan, pengembangan wisata bahari hingga wisata mangrove. Dengan tetap menjaga lingkungan.
Nurdin mengatakan, setelah rencana aksi pertumbuhan ekonomi hijau dan biru tersebut selesai disusun, pihaknya segera membuat regulasinya dalam bentuk Peraturan Bupati Aceh Jaya.
"Bahkan, kalau nantinya cukup sumberdaya, maka kita dorong ditetapkan dalam qanun (peraturan daerah) Aceh," katanya.
Nurdin menuturkan, pembangunan ekonomi kawasan tersebut membutuhkan biaya besar, meski demikian ia meyakini banyak peluang anggaran melalui berbagai sumber yang bisa diakses.
Nurdin menjelaskan, di kementerian, Pemprov (APBA), Pemerintah Amerika, Bank Dunia, dan pelaku pasar internasional banyak mengalokasikan dana untuk pertumbuhan ekonomi hijau dan ekonomi biru.
Namun, Aceh Jaya belum bisa mengakses sumber dana tersebut jika tidak menyiapkan syarat dokumen, kelembagaan, dan hal-hal lainnya yang diperlukan dalam mekanisme penyaluran dana.
“Maka perlu menyiapkan diri untuk mampu merespon peluang tersebut, mulai dari perencanaan yang terintegrasi, dan kebutuhan lainnya," demikian Nurdin.
Baca juga: Pidie Jaya salurkan 222 ekor hewan kurban untuk warga hingga pesantren
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023