Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Provinsi Aceh menginisiasi pengembangan penanaman tanaman rami yang merupakan bahan baku tekstil untuk kebutuhan ekspor.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Provinsi Aceh Safuadi di Banda Aceh, Rabu, mengatakan sejumlah negara mulai melirik tanaman rami untuk kebutuhan tekstil.
"Rami adalah komoditas untuk bahan baku tekstil dan kini permintaan dari berbagai negara cukup tinggi. Dan Aceh memiliki potensi pengembangan tanaman rami," kata Safuadi.
Baca juga: Fadhil Rami minta pusat tak pangkas status bandara SIM
Menurut dia, potensi tersebut sedang dikembangkan di berbagai daerah di Aceh. Di antaranya di Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Utara, dan Kabupaten Aceh Tengah.
"Tanaman rami ini dikembangkan di sejumlah daerah terlebih dahulu. Ini yang sedang kami coba. Nantinya, di daerah mana yang cocok dan tanamannya tumbuh subur, maka akan dilakukan penanaman secara masif," kata Safuadi menyebutkan.
Rami adalah tanaman yang tumbuh di ketinggian 400 hingga 900 di atas permukaan laut. Rami merupakan tanaman membutuhkan air cukup banyak dan Aceh adalah wilayah dengan intensitas hujan cukup tinggi.
Tanaman rami menghasilkan serat tekstil dengan masa panen selama 50 hari serta masa tanaman selama delapan tahun. Perawatan tanaman tidak terlalu sulit sepanjang pasokan air yang membutuhkan terpenuhi.
Safuadi mengatakan saat ini negara penghasil kapas yang juga bahan baku tekstil mulai terbatas. Oleh karena itu, tanaman rami yang memiliki serat bisa menjadi alternatif pengganti kapas sebagai bahan baku tekstil.
"Beberapa negara, seperti Tiongkok, sudah meminta pasokan rami dari Aceh. Kami juga mengajak konsorsium tekstil menjadi investor dalam pengembangan tanaman rami di Aceh ini. Selain rami, kami juga menjajaki pengembangan komoditas lainnya untuk kebutuhan ekspor," kata Safuadi.
Baca juga: Mantan Wabup jadi Plt kepala Baitul Mal Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Provinsi Aceh Safuadi di Banda Aceh, Rabu, mengatakan sejumlah negara mulai melirik tanaman rami untuk kebutuhan tekstil.
"Rami adalah komoditas untuk bahan baku tekstil dan kini permintaan dari berbagai negara cukup tinggi. Dan Aceh memiliki potensi pengembangan tanaman rami," kata Safuadi.
Baca juga: Fadhil Rami minta pusat tak pangkas status bandara SIM
Menurut dia, potensi tersebut sedang dikembangkan di berbagai daerah di Aceh. Di antaranya di Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Utara, dan Kabupaten Aceh Tengah.
"Tanaman rami ini dikembangkan di sejumlah daerah terlebih dahulu. Ini yang sedang kami coba. Nantinya, di daerah mana yang cocok dan tanamannya tumbuh subur, maka akan dilakukan penanaman secara masif," kata Safuadi menyebutkan.
Rami adalah tanaman yang tumbuh di ketinggian 400 hingga 900 di atas permukaan laut. Rami merupakan tanaman membutuhkan air cukup banyak dan Aceh adalah wilayah dengan intensitas hujan cukup tinggi.
Tanaman rami menghasilkan serat tekstil dengan masa panen selama 50 hari serta masa tanaman selama delapan tahun. Perawatan tanaman tidak terlalu sulit sepanjang pasokan air yang membutuhkan terpenuhi.
Safuadi mengatakan saat ini negara penghasil kapas yang juga bahan baku tekstil mulai terbatas. Oleh karena itu, tanaman rami yang memiliki serat bisa menjadi alternatif pengganti kapas sebagai bahan baku tekstil.
"Beberapa negara, seperti Tiongkok, sudah meminta pasokan rami dari Aceh. Kami juga mengajak konsorsium tekstil menjadi investor dalam pengembangan tanaman rami di Aceh ini. Selain rami, kami juga menjajaki pengembangan komoditas lainnya untuk kebutuhan ekspor," kata Safuadi.
Baca juga: Mantan Wabup jadi Plt kepala Baitul Mal Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023