Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan mengumpulkan para tokoh serta cendekiawan Aceh untuk membahas arah pembangunan jangka panjang kabupaten setempat hingga 2045.
Pembahasan arah pembangunan jangka panjang Aceh Selatan yang berlangsung di Warkop Keubon Raja Banda Aceh tersebut dilaksanakan dengan fokus grup diskusi (FGD) tentang penataan kawasan dan penguatan ekonomi, Senin sore (18/12).
Pj Bupati Aceh Selatan, Cut Syazalisma menyampaikan bahwa dirinya menyambut baik pertemuan FGD bersama para guru besar, cendekiawan, tokoh masyarakat, pemuda dan pengusaha asal Aceh Selatan.
"Sehingga, masukan yang disampaikan sangat baik dalam rangka menyempurnakan dokumen perencanaan jangka panjang yang sedang disusun pemerintah," kata Cut Syazalisma.
Adapun cendekiawan yang hadir dalam FGD yang dipandu mantan Ketua PAS, Mulizar tersebut yakni Prof Raja Masbar, Prof Heru Fahlevi, Prof Jasman J Makruf, Prof Darmawi serta lainnya. Kemudian dari birokrat Habiburrahman hingga anggota DPRA Hendri Yono.
Cut menuturkan, masukan dan saran dari forum ini nantinya dapat bermanfaat untuk penyempurnaan dokumen perencanaan jangka panjang yang pada tahap ini masih dalam rancangan awal dan baru dilaksanakan forum konsultasi publik.
"Masih ada tahapan rancangan yang kemudian akan dibawa pada forum Musrenbang RPJP dan rancangan akhir sebelum ditetapkan dengan qanun," ujarnya.
Bupati menyebutkan, adapun arah kebijakan pembangunan jangka panjang Aceh Selatan pada tahap I (2025-2030) yakni peningkatan produktivitas dan penciptaan lapangan kerja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan.
Kemudian, pada tahap II (2031-2035) peningkatan pemerataan pembangunan dan hilirisasi sektor unggulan berorientasi ekspor. Selanjutnya, tahun 2036-2040 atau tahap ke III yaitu peningkatan kualitas SDM untuk mencapai daya saing daerah.
"Terakhir, untuk tahap IV (2041-2045) yaitu peningkatan kapasitas fiskal dan efisiensi alokasi anggaran daerah," katanya.
Dirinya menambahkan, selain RPJP, untuk program jangka pendek dan jangka menengah juga dibahas dalam pertemuan tersebut.
Di mana, potensi dan langkah konkrit yang berkembang dalam forum dapat menjadi landasan sebagai kerangka berfikir pemerintah daerah dalam memanfaatkan berbagai potensi di Aceh Selatan.
"Khususnya pada penguatan SDM yang mesti didahulukan, pemanfaatan garis pantai yang mencapai 194 km, dan potensi perkebunan/peternakan bagi desa yang berbatasan langsung dengan kawasan lindung," demikian Cut Syazalisma.
Baca juga: XL Axiata kirim bantuan untuk korban bencana di Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Pembahasan arah pembangunan jangka panjang Aceh Selatan yang berlangsung di Warkop Keubon Raja Banda Aceh tersebut dilaksanakan dengan fokus grup diskusi (FGD) tentang penataan kawasan dan penguatan ekonomi, Senin sore (18/12).
Pj Bupati Aceh Selatan, Cut Syazalisma menyampaikan bahwa dirinya menyambut baik pertemuan FGD bersama para guru besar, cendekiawan, tokoh masyarakat, pemuda dan pengusaha asal Aceh Selatan.
"Sehingga, masukan yang disampaikan sangat baik dalam rangka menyempurnakan dokumen perencanaan jangka panjang yang sedang disusun pemerintah," kata Cut Syazalisma.
Adapun cendekiawan yang hadir dalam FGD yang dipandu mantan Ketua PAS, Mulizar tersebut yakni Prof Raja Masbar, Prof Heru Fahlevi, Prof Jasman J Makruf, Prof Darmawi serta lainnya. Kemudian dari birokrat Habiburrahman hingga anggota DPRA Hendri Yono.
Cut menuturkan, masukan dan saran dari forum ini nantinya dapat bermanfaat untuk penyempurnaan dokumen perencanaan jangka panjang yang pada tahap ini masih dalam rancangan awal dan baru dilaksanakan forum konsultasi publik.
"Masih ada tahapan rancangan yang kemudian akan dibawa pada forum Musrenbang RPJP dan rancangan akhir sebelum ditetapkan dengan qanun," ujarnya.
Bupati menyebutkan, adapun arah kebijakan pembangunan jangka panjang Aceh Selatan pada tahap I (2025-2030) yakni peningkatan produktivitas dan penciptaan lapangan kerja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan.
Kemudian, pada tahap II (2031-2035) peningkatan pemerataan pembangunan dan hilirisasi sektor unggulan berorientasi ekspor. Selanjutnya, tahun 2036-2040 atau tahap ke III yaitu peningkatan kualitas SDM untuk mencapai daya saing daerah.
"Terakhir, untuk tahap IV (2041-2045) yaitu peningkatan kapasitas fiskal dan efisiensi alokasi anggaran daerah," katanya.
Dirinya menambahkan, selain RPJP, untuk program jangka pendek dan jangka menengah juga dibahas dalam pertemuan tersebut.
Di mana, potensi dan langkah konkrit yang berkembang dalam forum dapat menjadi landasan sebagai kerangka berfikir pemerintah daerah dalam memanfaatkan berbagai potensi di Aceh Selatan.
"Khususnya pada penguatan SDM yang mesti didahulukan, pemanfaatan garis pantai yang mencapai 194 km, dan potensi perkebunan/peternakan bagi desa yang berbatasan langsung dengan kawasan lindung," demikian Cut Syazalisma.
Baca juga: XL Axiata kirim bantuan untuk korban bencana di Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023