Lhokseumawe (ANTARA Aceh)- Kondisi cuaca yang mendung dan hujan ringan diwilayah Kota Lhokseumawe dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir, membuat pengrajin teri kering memilih menjadi teri rebus.
Masalahnya, akibat cuaca mendung dan kerap terjadinya hujan ringan, ikan teri yang biasanya dikeringkan dibawah sinar matahari, menjadi tidak cukup mendapatkan sinar matahari. Akibatnya, salah satu jenis ikan olahan tersebut, menjadi tidak kering.
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Lhokseumawe Darmawan, Sabtu mengatakan, bahwa pada hari-hari biasanya, pengrajin ikan teri yang ada disekitar pinggiran pantai Pusong, menjemur terinya sehingga dokenal dengan teri kering.
Akan tetapi, karena kondisi cuaca dalam kurun waktu beberapa terakhir sering hujan ringan, menjadi kendala bagi pengrajin teri tering dalam melakukan aktivitasnya. Sehingga salah satu solusinya adalah beralih ke teri rebus.
Sekarang sering hujan, sehingga para pengrajin kesulitan untuk menjemur terinya karena tidak cukup mendapatkan sinar matahari. Sehingga teri tersebut diolah menjadi teri rebus, karena lebih lama memiliki daya tahan dan sesuai dengan kondisi cuaca seperti saat sekarang, ujar Darmawan.
Lebih lanjut tambahnya, untuk saat sekarang tangkapan teri di lHokseumawe mulai banyak. Sehingga salah satu cara aman untuk mengawetkan ikan tersebut adalah dengan merebusnya, karena kondisi sedang cuaca hujan.
Sebut Wakil Ketua KTNA Lhokseumawe itu lagi, teri rebus sekarang mulai banyak diminati pasar. jenis ikan olahan asal Lhokseumawe tersebut, dipasarkan ke beberapa pasar dalam wilayah Aceh. Seperti ke Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Timur dan ke beberapa daerah lainnya. Sedangkan untuk teri kering, selain untuk mencukupi kebutuhan pasar didaerahh, juga dipasok ke beberapa daerah lain di Indonesia. Seperti ke Padang, Sumatera Barat dan Pakan Baru serta ke beberapa daerah lainnya, pungkas Darmawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017
Masalahnya, akibat cuaca mendung dan kerap terjadinya hujan ringan, ikan teri yang biasanya dikeringkan dibawah sinar matahari, menjadi tidak cukup mendapatkan sinar matahari. Akibatnya, salah satu jenis ikan olahan tersebut, menjadi tidak kering.
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Lhokseumawe Darmawan, Sabtu mengatakan, bahwa pada hari-hari biasanya, pengrajin ikan teri yang ada disekitar pinggiran pantai Pusong, menjemur terinya sehingga dokenal dengan teri kering.
Akan tetapi, karena kondisi cuaca dalam kurun waktu beberapa terakhir sering hujan ringan, menjadi kendala bagi pengrajin teri tering dalam melakukan aktivitasnya. Sehingga salah satu solusinya adalah beralih ke teri rebus.
Sekarang sering hujan, sehingga para pengrajin kesulitan untuk menjemur terinya karena tidak cukup mendapatkan sinar matahari. Sehingga teri tersebut diolah menjadi teri rebus, karena lebih lama memiliki daya tahan dan sesuai dengan kondisi cuaca seperti saat sekarang, ujar Darmawan.
Lebih lanjut tambahnya, untuk saat sekarang tangkapan teri di lHokseumawe mulai banyak. Sehingga salah satu cara aman untuk mengawetkan ikan tersebut adalah dengan merebusnya, karena kondisi sedang cuaca hujan.
Sebut Wakil Ketua KTNA Lhokseumawe itu lagi, teri rebus sekarang mulai banyak diminati pasar. jenis ikan olahan asal Lhokseumawe tersebut, dipasarkan ke beberapa pasar dalam wilayah Aceh. Seperti ke Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Timur dan ke beberapa daerah lainnya. Sedangkan untuk teri kering, selain untuk mencukupi kebutuhan pasar didaerahh, juga dipasok ke beberapa daerah lain di Indonesia. Seperti ke Padang, Sumatera Barat dan Pakan Baru serta ke beberapa daerah lainnya, pungkas Darmawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017