Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh yakin akan meraih hasil maksimal dalam kualifikasi Pra PON XX dan Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera X di Bengkulu, dengan cara mengoptimalkan waktu pemusatan latihan daerah.
“Langkah yang selama ini kita lakukan sudah cukup efektif, kita sudah habis-habisan menggenjot (pelatda) cabang olahraga supaya maksimal, (bahkan) ada empat bulan khusus sentralisasi,” kata Sekretaris KONI Aceh M Nasir Syamaun di Banda Aceh, Jumat.
Ia menjelaskan pada Pra PON 2015 lalu Aceh berhasil mendapatkan hasil maksimal dengan perolehan 23 emas, dan finish di peringkat 17 dalam PON 2016 di Jawa Barat. Namun ketika itu persiapan pemusatan latihan atlet hanya memiliki waktu selama empat bulan, diantaranya desentralisasi dan sentralisasi.
Baca juga: Hasil tes fisik menunjukkan kemajuan atlet Aceh
“Persiapan Pra PON 2015 lalu kita tidak sepanjang ini, tapi berhasil. Dulu hanya empat bulan semua (desentralisasi dan sentralisasi) di situ. Ini delapan bulan, saya kira ini juga luar biasa bahwa kita akan maksimalkan ini nanti baru kita lihat hasilnya,” ungkap Nasir.
Kemudian Nasir juga menjelaskan sejauh ini perkembangan atlet menunjukkan grafik naik. Setiap bulan secara rutin pihak Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) serta Ketua Pelatda 2019 memberi laporan kepada KONI Aceh.
“Sejauh ini nama atlet yang dikantongi memiliki perkembangannya baik. Setiap bulan Binpres, ketua pelatda yang juga wakil Ketua II KONI Aceh melaporkan secara continue perkembangan atlet sampai dengan bulan ini. Dan mulai Agustus nanti Pra PON XX sudah mulai, diawali dengan (cabor) angkat besi,” kata Nasir.
KONI Aceh akan mengirim sebanyak 11 cabang olahraga dalam Porwil X di Bengkulu, yakni Atletik, Panjat Tebing, Tinju, Kempo, Muaythai, Renang, Catur, Billiar, Bulu Tangkis, Sepak Bola, dan Bola Voli. Serta sebanyak 34 cabang olahraga untuk merebut tiket PON XX Papua dalam Pra PON tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
“Langkah yang selama ini kita lakukan sudah cukup efektif, kita sudah habis-habisan menggenjot (pelatda) cabang olahraga supaya maksimal, (bahkan) ada empat bulan khusus sentralisasi,” kata Sekretaris KONI Aceh M Nasir Syamaun di Banda Aceh, Jumat.
Ia menjelaskan pada Pra PON 2015 lalu Aceh berhasil mendapatkan hasil maksimal dengan perolehan 23 emas, dan finish di peringkat 17 dalam PON 2016 di Jawa Barat. Namun ketika itu persiapan pemusatan latihan atlet hanya memiliki waktu selama empat bulan, diantaranya desentralisasi dan sentralisasi.
Baca juga: Hasil tes fisik menunjukkan kemajuan atlet Aceh
“Persiapan Pra PON 2015 lalu kita tidak sepanjang ini, tapi berhasil. Dulu hanya empat bulan semua (desentralisasi dan sentralisasi) di situ. Ini delapan bulan, saya kira ini juga luar biasa bahwa kita akan maksimalkan ini nanti baru kita lihat hasilnya,” ungkap Nasir.
Kemudian Nasir juga menjelaskan sejauh ini perkembangan atlet menunjukkan grafik naik. Setiap bulan secara rutin pihak Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) serta Ketua Pelatda 2019 memberi laporan kepada KONI Aceh.
“Sejauh ini nama atlet yang dikantongi memiliki perkembangannya baik. Setiap bulan Binpres, ketua pelatda yang juga wakil Ketua II KONI Aceh melaporkan secara continue perkembangan atlet sampai dengan bulan ini. Dan mulai Agustus nanti Pra PON XX sudah mulai, diawali dengan (cabor) angkat besi,” kata Nasir.
KONI Aceh akan mengirim sebanyak 11 cabang olahraga dalam Porwil X di Bengkulu, yakni Atletik, Panjat Tebing, Tinju, Kempo, Muaythai, Renang, Catur, Billiar, Bulu Tangkis, Sepak Bola, dan Bola Voli. Serta sebanyak 34 cabang olahraga untuk merebut tiket PON XX Papua dalam Pra PON tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019