Tiket pesawat dari Aceh menuju sejumlah daerah di Indonesia masih tergolong dalam ketegori mahal bagi mayoritas warga.
Akibatnya, banyak diantara mereka harus menggunakan layanan transportasi darat seperti bus antar provinsi untuk melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia.
Atau bahkan sebagian lainnya menggunakan layanan transportasi udara akan tetapi harus melalui penerbangan luar negeri yakni, Kuala Lumpur, Malaysia.
Trend bepergian menggunakan rute penerbangan melalui Malaysia seperti ini sudah terjadi semenjak beberapa waktu yang lalu.
Khaidir, staf di salah satu layanan travel yang ada di Banda Aceh pada Senin (29/7) mengatakan harga tiket pesawat domestik dari Aceh ke sejumlah daerah masih tergolong mahal yaitu harga termurah jika ke Jakarta berkisar pada angka Rp1,7 juta.
“Akan tetapi jika berangkat dari Aceh ke Jakarta melalui Malaysia harga nya bisa lebih murah, berada pada angka Rp900 ribu – Rp1,2 juta,” katanya.
Ia memperkirakan warga yang berangkat melalui transportasi darat seperti bus akan membludak jika harga-harga tiket pesawat untuk domestik tak kunjung turun hingga menjelang lebaran Idul Adha 1440 Hijriyah nanti.
Semenjak tiket pesawat mahal, perusahaan travel yang ada di Aceh juga mengalami penurunan pemesanan tiket pesawat untuk keberangkatan Aceh ke sejumlah daerah lainnya di Indonesia.
“Kalau dulu itu pemesan tiket pesawat di travel kami untuk penerbangan ke sejumlah daerah di Indonesia bisa mencapai 200 lebih per hari nya, tapi sekarang hanya 20 sampai 30 lembar saja,” ungkapnya.
Dalam amatan Antara di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar beberapa waktu lalu terlihat aktivitas warga yang menggunakan jasa penerbangan tidak seramai seperti hari biasanya sebelum tiket pesawat itu naik.
Akibat tiket pesawat yang mahal tersebut, sebanyak 92 mahasiswa dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang mengikuti Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (Pionir) se-Indonesia di Jawa Timur selama 15-21 Juli 2019 yang lalu itu terpaksa harus berangkat melalui Malaysia.
Tiket pesawat yang masih mahal ini juga dikeluhkan oleh mahasiswa asal Aceh yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Jakarta.
Muhammad Nizal Fakri, mengaku selama harga tiket pesawat naik ia harus balik untuk menyelesaikan pendidikannya dengan menggunakan bus ke Medan, baru naik pesawat ke Jakarta.
Tentu saja permasalahan ini menjadi sangat memprihatinkan menurutnya. Ia mengatakan banyak warga di perantauan yang menjadi korban dari efek kenaikan harga tiket itu.
“Mungkin saja banyak mahasiswa yang tidak pulang untuk merayakan Idul Adha di kampung halaman Aceh karena tiket pesawat mahal. Dan kalau pun ada, mereka harus pulang dengan bus yang memakan waktu sangat lama atau dengan pesawat melalui negara tetangga (Malaysia),” katanya.
Walaupun ada yang pulang menggunakan bus, ia mengatakan tetap saja harus dipertimbangkan karena mengingat waktu perjalanan yang lama sehingga biaya konsumsi makanan juga harus diperhitungkan bagi pemudik khususnya mahasiswa nanti.
Seperti diberitakan sebelumnya, efek dari keinakan harga tiket pesawat ini juga berdampak kepada para pelaku ekonomi di Aceh.
Misalnya saja para pebisnis di pasar Aceh yang menurut pengakuan Khaidir, staf di travel Banda Aceh mengatakan pelaku bisnis tersebut dulunya bisa langsung pergi ke Jakarta atau Bandung untuk membeli stok barang yang mau dijual.
Akan tetapi selama tiket pesawat naik, mereka harus memesan tanpa pergi melihat langsung ke sana. Namun hanya ada beberapa orang saja yang tetap pergi langsung melalui jalur penerbangan Malaysia.
Trend pengguna layanan penerbangan yang berangkat dari Aceh melalui Kuala Lumpur seperti ini diperkirakan akan terus berlanjut sampai dengan pasca lebaran Idul Adha 1440 Hijriyah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Akibatnya, banyak diantara mereka harus menggunakan layanan transportasi darat seperti bus antar provinsi untuk melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia.
Atau bahkan sebagian lainnya menggunakan layanan transportasi udara akan tetapi harus melalui penerbangan luar negeri yakni, Kuala Lumpur, Malaysia.
Trend bepergian menggunakan rute penerbangan melalui Malaysia seperti ini sudah terjadi semenjak beberapa waktu yang lalu.
Khaidir, staf di salah satu layanan travel yang ada di Banda Aceh pada Senin (29/7) mengatakan harga tiket pesawat domestik dari Aceh ke sejumlah daerah masih tergolong mahal yaitu harga termurah jika ke Jakarta berkisar pada angka Rp1,7 juta.
“Akan tetapi jika berangkat dari Aceh ke Jakarta melalui Malaysia harga nya bisa lebih murah, berada pada angka Rp900 ribu – Rp1,2 juta,” katanya.
Ia memperkirakan warga yang berangkat melalui transportasi darat seperti bus akan membludak jika harga-harga tiket pesawat untuk domestik tak kunjung turun hingga menjelang lebaran Idul Adha 1440 Hijriyah nanti.
Semenjak tiket pesawat mahal, perusahaan travel yang ada di Aceh juga mengalami penurunan pemesanan tiket pesawat untuk keberangkatan Aceh ke sejumlah daerah lainnya di Indonesia.
“Kalau dulu itu pemesan tiket pesawat di travel kami untuk penerbangan ke sejumlah daerah di Indonesia bisa mencapai 200 lebih per hari nya, tapi sekarang hanya 20 sampai 30 lembar saja,” ungkapnya.
Dalam amatan Antara di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar beberapa waktu lalu terlihat aktivitas warga yang menggunakan jasa penerbangan tidak seramai seperti hari biasanya sebelum tiket pesawat itu naik.
Akibat tiket pesawat yang mahal tersebut, sebanyak 92 mahasiswa dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang mengikuti Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (Pionir) se-Indonesia di Jawa Timur selama 15-21 Juli 2019 yang lalu itu terpaksa harus berangkat melalui Malaysia.
Tiket pesawat yang masih mahal ini juga dikeluhkan oleh mahasiswa asal Aceh yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Jakarta.
Muhammad Nizal Fakri, mengaku selama harga tiket pesawat naik ia harus balik untuk menyelesaikan pendidikannya dengan menggunakan bus ke Medan, baru naik pesawat ke Jakarta.
Tentu saja permasalahan ini menjadi sangat memprihatinkan menurutnya. Ia mengatakan banyak warga di perantauan yang menjadi korban dari efek kenaikan harga tiket itu.
“Mungkin saja banyak mahasiswa yang tidak pulang untuk merayakan Idul Adha di kampung halaman Aceh karena tiket pesawat mahal. Dan kalau pun ada, mereka harus pulang dengan bus yang memakan waktu sangat lama atau dengan pesawat melalui negara tetangga (Malaysia),” katanya.
Walaupun ada yang pulang menggunakan bus, ia mengatakan tetap saja harus dipertimbangkan karena mengingat waktu perjalanan yang lama sehingga biaya konsumsi makanan juga harus diperhitungkan bagi pemudik khususnya mahasiswa nanti.
Seperti diberitakan sebelumnya, efek dari keinakan harga tiket pesawat ini juga berdampak kepada para pelaku ekonomi di Aceh.
Misalnya saja para pebisnis di pasar Aceh yang menurut pengakuan Khaidir, staf di travel Banda Aceh mengatakan pelaku bisnis tersebut dulunya bisa langsung pergi ke Jakarta atau Bandung untuk membeli stok barang yang mau dijual.
Akan tetapi selama tiket pesawat naik, mereka harus memesan tanpa pergi melihat langsung ke sana. Namun hanya ada beberapa orang saja yang tetap pergi langsung melalui jalur penerbangan Malaysia.
Trend pengguna layanan penerbangan yang berangkat dari Aceh melalui Kuala Lumpur seperti ini diperkirakan akan terus berlanjut sampai dengan pasca lebaran Idul Adha 1440 Hijriyah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019