Banda Aceh (ANTARA) - Badan SAR Nasional (Basarnas) Banda Aceh menyatakan telah melaksanakan sebanyak 80 operasi pencarian dan pertolongan atau SAR di provinsi ujung barat Indonesia tersebut sepanjang Januari hingga Desember 2024.
Kepala Basarnas Banda Aceh Ibnu Harris Al Hussain di Banda Aceh, Jumat, mengatakan operasi SAR tersebut yang paling sering terjadi adalah kondisi membahayakan manusia dan kecelakaan kapal.
"Sepanjang 2024, sejak Januari hingga Desember, kami melaksanakan 80 operasi SAR. Operasi SAR paling banyak adalah kondisi membahayakan manusia serta kecelakaan kapal," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Ia mengatakan jumlah kondisi membahayakan manusia sebanyak 41 kejadian dengan korban 53 orang, terdiri tujuh orang korban selamat, 45 orang meninggal dunia, dan seorang dinyatakan hilang.
Baca juga: Tim SAR cari lima penumpang perahu terbalik di Aceh Tenggara
Kemudian, kecelakaan kapal sebanyak 30 kejadian dengan korban mencapai 264 orang. Korban kecelakaan kapal tersebut terdiri 239 orang selamat, tujuh meninggal dunia, serta delapan orang dinyatakan hilang
Berikutnya, operasi SAR bencana alam sebanyak enam kali dengan korban selamat sebanyak 2.225 orang dan lima korban meninggal dunia. Serta operasi SAR kecelakaan dengan penanganan khusus sebanyak tiga kali. Korban operasi SAR penanganan khusus tersebut sebanyak tujuh orang meninggal dunia.
"Jumlah operasi SAR tersebut bukan merupakan prestasi, melainkan sebuah kewajiban sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang pencarian dan pertolongan," katanya.
Ibnu Harris Al Hussain menyebutkan Basarnas Banda Aceh memiliki wilayah kerja mencakup 21 dari 23 kabupaten kota di Provinsi Aceh. Luar cakupan wilayah mencapai 58.376 kilometer persegi dengan populasi sekitar 5,5 juta jiwa.
"Kami berkomitmen meningkatkan pelayanan dalam pelaksanaan operasi SAR. Kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan SAR dapat menghubungi Basarnas Banda Aceh di nomor panggilan telepon115 tanpa dipungut biaya," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Baca juga: Tim SAR evakuasi ABK warga negara Filipina di perairan Aceh Besar