Di bawah terik matahari diantara rindangnya pohon besar di alun-alun Teuku Umar Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, prajurit TNI-AD sibuk dengan geladi posko mempersiapkan HUT TNI ke-68 pada 5 Oktober2013.Sebagai perwira upacara Korem 012 Teuku Umar, Kapten Inf Mazwar AR begitu sibuk mondar mandir di lapangan itu agar kegiatan hari puncak selaras dan seirama seperti diagendakan.Kapten Inf Mazwar AR adalah Komandan Koramil Kecamatan Johan Pahlawan, Kodim 0105 Aceh Barat, Korem 012 TU, Kodam Iskandar Muda. Asam pahit dalam menjaga kedaulatan negara Indonesia sudah dirasakan sejak bergabung di pasukan militer 1988.Pria kelahiran Jawa Tengah 29 Juni 1966 ini mengatakan, perdamaian Aceh saat ini harus dijaga dan diisi dengan berbagai kegiatan positif, paling penting adalah rakyat di Aceh dapat melupakan masa konflik.Aceh sekarang ini, bukanlah Aceh sepuluh tahun silam, perundingan damai antara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, berdampak pada tingkat kemajuan Provinsi Aceh sudah mengikuti perkembangan zaman."Saya selaku masyarakat biasa yang menjadi TNI sangat bangga melihat masyarakat Aceh kini yang sudah mengikuti perkembangan zaman, patuh hukum, sudah bisa dekat dengan rakyat dan sebagainya," katanya.Sekilas membandingkan Aceh sepuluh tahun silam masa konflik bersenjata, masyarakat selalu khawatir, gundah dan tidak ada yang berani keluar rumah saat malam, karena dimana-mana terdengar letusan senjata api, tapi kini kondisi itu sudah berubah total.TNI dan Rakyat Aceh sudah menyatu, dalam berbagai kegiatan pemerintahan sampai ke tingkat gampong (desa), TNI tidak luput dari intaian masyarakat, diajak bersama membantu menyukseskan kegiatan dalam kepanitiaan.Dalam melayani dan mengayomi masyarakat, Mazwar mengaku tidak pilih kasih atau membedakan mana kombatan GAM dan yang mana rakyat biasa agar kedamaian Aceh tetap terjaga tanpa ada perbedaan."Terus terang saja konflik Aceh adalah masa lalu yang harus dilupakan, sebagai komando wilayah bukan hanya mereka (kombatan GAM) yang dibina, namun seluruh masyarakat agar perdamaian ini benar-benar positif," imbuh Mazwar.Sebagai seorang perwira ketika baru bertugas di Aceh tahun 2006, Mazwar mendapat jabatan komandan Koramil di Kecamatan Sungai Mas kemudian Kecamatan Woyla, ketika itu masyarakat pedalaman Aceh Barat, baru menghirup udara kedamaian.Dapat hidup bermasyarakat merupakan nilai yang sangat berarti, tidak dapat diukur oleh materi atau sebuah kekuasaan, dimana masyarakat selalu menyapa bila bertemu dijalan atau dalam pertemuan musyawarah desa selalu dilibatkan."Kita ini semuanya berkerja sama dengan pemerintah, mereka temen-temen kita semua, tidak boleh kita pilah-pilah, aparat kewilayahan adalah aparat yang membina persatuan, perkerjaan apa saja harus kita dukung, aparat bersama masyarakat," tambahnya.Menurut dia, yang paling penting bagi rakyat Aceh, saat ini harus bangkit dan tidak lagi mengingat masa konflik, harus dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai amal untuk pribadi serta orang lain.(Heru Dwi S)
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2013