Banda Aceh (ANTARA) - Cahaya terang terpancar dari lahan seluas 1.200 meter persegi yang berada di jalan Meunasah Padang Sakti, Kota Lhokseumawe. Cahaya itu bersumber dari bola lampu yang dipasang untuk menyinari tanaman buah naga Bang Tani Jaya.
Pancaran bola lampu pada malam hari yang terpasang rapi mengelilingi seluruh tanaman buah naga di areal kebun milik M Yani, merupakan salah satu metode teknologi Electricfying Agriculture untuk meningkatkan produktifitas pertanian buah naga merah pada awal 2021.
Program Electrifying Agriculture adalah salah satu terobosan atau inovasi PLN yang memanfaatkan energi listrik dalam sektor agrikultur, seperti pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan, dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional petani.
Ayah dari tiga orang anak itu menuturkan, budidaya buah naga merah yang dirintis sejak 2016 tersebut hanya bermodalkan cara konvensional. Hasilnya pun masih berada pada kisaran 150 kilogram dengan masa berbuah dalam satu tahun selama enam bulan.
Kondisi konvensional tersebut berjalan hingga 2021. Usahanya memang tak semulus kain sutera dan banyak tantangan yang dia lalui termasuk ikut terdampak dari COVID-19, yang tidak hanya melanda Lhokseumawe khususnya, tapi Aceh, Indonesia dan dunia secara umum.
Pria kelahiran 1981 tersebut tidak pernah berhenti dan patah semangat untuk mengembangkan usaha pertanian yang telah dijalankannya sebagai penyambung harapan keluarganya.
Ia sangat bersyukur akan karunia yang Allah berikan kepada usaha Tani Bang Tani Jaya lewat PLN Peduli PLN UID Aceh melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) usaha pertaniannya tumbuh dan berkembang.
Dirinya mendapatkan bantuan pemasangan instalasi listrik beserta lampu dengan daya 9 watt sebanyak 150 unit untuk menyinari tanaman buah naga yang dikembangkan di lahan 1.200 meter persegi itu.
Tak hanya instalasi, ia juga mendapat tambahan daya secara gratis dari daya awal 900VA menjadi 4400 VA. Penambahan daya tersebut tentu akan mampu menerangi seluruh area kebun yang telah terpasang bola lampu LED tersebut.
“Jika dengan daya yang terpasang sebelumnya tidak cukup. Alhamdulillah dengan tambahan daya ini bisa memberikan penyinaran secara maksimal untuk seluruh tanaman buah naga,” katanya.
Kemudian dirinya juga mendapat bantuan pendukung pengembangan budidaya buah naga merah di antaranya selang penyiraman, alat penyemprotan, pupuk, obat-obatan dan mesin air.
Tak berhenti di pemberian alat pendukung pertanian, dirinya juga mendapat dukungan pemasaran dari TIM PLN, sehingga dirinya saat ini juga tidak kesulitan untuk memasarkan hasil panen buah naganya tersebut.
“Saat ini ada yang pesan melalui daring dan harga yang kita jual Alhamdulillah tetap stabil yakni Rp25 ribu per kilogram. Para konsumen sudah tau kualitas akan buah naga yang kita produksi,” katanya.
Bahkan ia juga mengatakan, lokasi penanaman naga yang memancarkan cahaya nan indah di saat malam tiba tersebut telah menjadi viral dan menjadi salah satu lokasi berswafoto di lokasi pertanian buah naga tersebut.
Buah naga memang bukan hanya menawarkan manis dan kelezatannya, tapi juga memancarkan keindahannya terutama saat sedang berbunga. Di mana bunga dengan ukuran besar memancarkan warna cerah dengan perpaduan dari berbagai warna kuning, putih, dan hijau.
Awal pemanfaatan teknologi Electricfying Agriculture
Pada Agustus 2021, M Yani yang merupakan pemilik usaha tani Bang Tani Jaya mendapat bantuan dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk bantuan usaha tani bagi petani yang ikut terdampak COVID-19.
Lewat bantuan penambahan daya dari empat amper menjadi 20 ampere, ia memanfaatkan program Electrifying Agriculture adalah salah satu inovasi PLN yang memanfaatkan energi listrik dalam sektor agrikultur untuk meningkatkan produksi buah naga merah.
Lewat pemanfaatan metode penyinaran lampu LED listrik di lahan buah naga merah atau bahasa latin disebut hylocereus polyrhizus hasil panen meningkat drastis dari cara konvensional yang diterapkan.
Mulanya hanya berproduksi 150 sampai 200 kilogram per bulan, kini lewat pemanfaatan Electrifying Agriculture produtivitas hasil panen hylocereus polyrhizus telah mencapai 500 kilogram per bulan. Tak hanya naik di sisi produksi, masa panen pun juga ikut meningkat dari awalnya enam bulan, kini bertambah menjadi delapan bulan dalam setahun.
“Artinya, ada peningkatan drastis dibanding sebelumnya dan ini juga ikut berdampak pada pendapatan dan kesejahteraan keluarga,” kata M Yani.
Lewat peningkatan produktivitas tersebut, saat ini usaha yang telah dirintisnya sejak tujuh tahun silam itu sudah ikut menambah lapangan kerja. Di mana sebelumnya hanya memiliki dua orang pekerja, kini telah memperkerjakan enam orang.
Ia juga tak lupa menyampaikan terima kasih kepada PLN yang telah memberikan bantuan untuk usaha pertanian lewat Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) karena usahanya saat ini tumbuh dan berkembang.
Wujud komitmen tingkatkan ekonomi
PLN UID Aceh menyatakan pemberian bantuan untuk sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) bidang pertanian merupakan wujud komitmen perusahaan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat lewat program Electricfying Agriculture
“Lewat program Electrifying Agriculture, PLN siap mendukung elektrifikasi untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional serta kesejahteraan para petani di Aceh secara umum dan sektor ekonomi lainnya. Kami juga siap meningkatkan pemberdayaan UMKM di provinsi ini melalui program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL).
Ia menyebutkan hingga saat ini jumlah mitra binaan perusahaan tersebut yang telah dibina di seluruh Aceh hingga 2023 sebanyak 255 pelaku usaha yang bergerak diberbagai sektor seperti pertanian, menjahit dan produksi gitar di kawasan Lhokseumawe. Jumlah tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya.
Penghargaan
PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Aceh memperoleh penghargaan Indonesian Sustainable Development Goals Awards (ISDA) 2023 atas kontribusi meningkatkan peluang usaha dan kerja bagi masyarakat lewat kelompok usaha tani buah naga di Desa Padang Sakti Kota Lhokseumawe.
"Penghargaan ini didedikasikan kepada seluruh petugas PLN UID Aceh yang telah berkontribusi dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat," kata General Manager PLN UID Aceh Parulian Noviandri di Banda Aceh.
Ia menjelaskan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals atau SDGs bukan hanya tugas pemerintah saja, tapi tugas dan upaya bersama dari berbagai pihak untuk menyelamatkan bumi.
Manager Bidang Komunikasi dan TJSL PLN UID Aceh Lukman Hakim menambahkan dalam program tersebut PLN UID Aceh hadir dengan penerapan electrifying lifestyle melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), masyarakat dapat menerapkan gaya hidup serba listrik, yang memudahkan mereka untuk menjalankan segala macam aktifitas termasuk dalam bisnis.
Ia mengatakan dengan memanfaatkan listrik sebagai rekayasa sinar matahari di malam hari, petani buah naga di Lhokseumawe, Aceh berhasil meningkatkan hasil panen hingga 2,5 kali lipat menjadi 500 kilogram.
"Penghargaan ini merupakan pencapaian kita bersama. Terima kasih atas penghargaan ini. Mari bekerja dengan hati yang tulus, terus berkontribusi untuk negeri dengan memberikan pelayanan terbaik," kata Lukman.
Jangan pernah patah semangat untuk bertani, karena sektor pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membuka lapangan kerja untuk masyarakat lainnya.