Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengimbau para dermawan membantu kesembuhan seorang anak bernama Syakila Sorayya (8), penduduk Kota Lhokseumawe, Peovina] Aceh yang menderita penyakit komplikasi dan salah satu di antaranya mengalami kebocoran jantung..

"Syakila divonis menderita kebocoran jantung tujuh milimeter. Akibatnya asupan oksigen otaknya minim, sehingga berdampak pada gangguan pendengaran dan penglihatan," ujar humas ACT Aceh, Zulfurqan di Banda Aceh, Kamis.

Seorang anak perempuan dengan digendong mengunakan kain panjang ibu kandungnya Nursiah (48), mendatangi Kantor ACT Aceh di Banda Aceh dari tempat tinggalnya di Jalan Tando, Lorong 5, Gampong (Desa) Mon Geudong, Banda Sakti, Kota Lhokseumawe belum lama ini.

Ketika tiba, kata dia, mata Nursiah tampak berkaca-kaca. Terutama saat menceritakan kondisi putri kecilnya Syakila Sorayya yang hingga kini mengalami komplikasi penyakit.

Demi menyembuhkan anaknya, seperti tahun 2014 beliau rela menjual rumah peninggalan almarhum suaminya, Mahdian. Kini dia pun tinggal satu atap di rumah orangtuanya.

Awalnya anaknya tersebut terpapar virus rubela, ketika usia Syakila dua bulan dalam kandungan, sehingga berpengaruh dikondisi kesehatannya setelah lahir.

Seiring tumbuh kembangnya, kondisi Syakila semakin tak kunjung membaik. Malah anaknya inj divonis menderita kebocoran jantung sekitar tujuh milimeter.

Tenggorokannya pun terganggu berakibat anaknya kesulitan dalam menelan setiap kali makan, lantas setiap hari beliau terpaksa menghaluskan makanan yang akan disuap ke anaknya menggunakan selang hingga Syakila berusia dua tahun.

"Selain itu, kondisi Syakila harus dijaga agar tidak terjatuh, karena demamnya bisa kumat," ucap Nursiah.

Ia mengaku, beragam penyakit yang dialami oleh Syakila membuatnya kesulitan dalam berkomunikasi. Bahkan, ia pernah diberikan obat sakit jiwa oleh seorang dokter.

"Anak saya tidak gila, cuma kita tidak bisa memahami caranya berkomunikasi. Anak saya mengalami sakit berkepanjangan di tenggorokan, pendengarannya mengalami gangguan, penglihatan di sebelah matanya terganggu. Dia ingin berkomunikasi, tapi dengan caranya," tuturnya sembari menunjukkan sejumlah dokumen pengobatan sejak anaknya berusia bulanan.

Nursiah mengatakan, telah membawa anaknya berobat di sejumlah rumah sakit baik Lhokseumawe, Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh, Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Utara, hingga bolak-balik ke Rumah Sakit Cicendo Bandung.

Syakila sudah menjalani operasi katarak, dan telah empat kali operasi penanaman lensa mata. Namun atas tindakan medis tersebut  membuatnya harus dioperasi berulang kali akibat katarak di matanya belum matang. "Belakangan ini jantungnya kumat, dia sesak dan demam," kata Nursiah mengeluh.

Meski memiliki banyak kekurangan, namun Syakila tetap tumbuh sebagai anak yang ceria. Sekolah Luar Biasa Negeri Aneuk Nanggroe di Lhokseumawe menjadi pilihan tempat Syakila menimba ilmu bersama anak-anak lainnya.

Ibu kandungnya ini setiap hari mengantarkan, dan menjemput Syakila dengan menggunakan sepeda motor yang belum lunas kreditnya.

Gaji Nursiah sebagai Aparatur Sipil Negara di Kantor Satpol Pamong Praja/Wilayatul Hisbah Lhokseumawe beliau sisihkan membayar kredit sepeda motor, dan berobat anaknya hingga tersisa cuma Rp500 ribu per bulan.

"Tapi beliau berharap ada para dermawan mendukung kesembuhan anaknya agar bisa beraktifitas normal seperti anak-anak lain di usianya," kata Zulfurqan.

Bagi anda yang ingin mendukung kesembuhan Syakila Sorayya dapat melalui BNI Syariah 66 00011 008, Bank Syariah Mandiri 7089 7860 23, dan Bank Aceh Syariah 010 0193 000 9205 atas nama Aksi Cepat Tanggap, atau bisa langsung menghubungi WhatsApp ACT Aceh di nomor 0822 8326 9008. Juga tersedia link donasi melalui https://kitabisa.com/campaign/dukungsyakila.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019