Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa kabut asap sudah mulai menyelimuti berbagai daerah di provinsi paling barat Indonesia ini, bahkan juga mulai menggangu penerbangan di salah satu kota di provinsi ini.
"Dalam analisa kami kabut yang menyelimuti sebagian wilayah Aceh kami duga kemungkinan adalah kabut asap yang terbawa angin dari Karhutla yang terjadi propinsi lain di Sumatera," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Kamis.
Dia menjelaskan, bila diperhatikan dari peta sebaran asap yang dikeluarkan BMKG Pusat (17/9) lalu, ditandai dengan garis berwarna merah bahwa sebaran asap sudah mulai dekat dengan Aceh.
"Dan juga kita kaitkan dengan peta titik panas dalam beberapa hari terakhir bahwa tidak terdeteksi titik panas di wilayah Aceh," katanya.
Menurut dia, berdasarkan laporan dari masyarakat bahwa beberapa kabupaten/kota di Aceh sudah mulai terpapar kabut asap seperti di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Langsa, Aceh Utara, Lhokseumawe dan Bireuen. Bahkan kabut asap itu mulai menggangu proses penerbangan.
"Begitu juga setelah kami chek ke Stasiun Meteorologi (BMKG) Malikussaleh Lhokseumawe, jarak pandang berkisar antara 2-4 kilometer. Khusus untuk penerbangan lapangan terbang Malikussaleh sudah mulai terganggu, kalau di daerah lain belum," katanya.
Kemudian, dia menjelaskan kabut asap tersebut masih bertahan karena di daerah yang terkena imbas asap tersebut belum turun hujan dan juga angin yang relatif tenang atau angin calm.
"Disamping itu dengan memperhatikan peta sebaran asap yang terupdate pagi ini tidak mengarah ke propinsi Aceh, maka dapat kami pastikan sampai dengan hari ini tidak ada penambahan asupan asap ke daerah kita," katanya.
BMKG mengimbau kepada masyarakat bila beraktivitas di luar ruangan agar menggunakan masker. Jika berkendaraan khususnya roda dua maka untuk memakai helm atau kacamata serta memperbanyak minum air.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Dalam analisa kami kabut yang menyelimuti sebagian wilayah Aceh kami duga kemungkinan adalah kabut asap yang terbawa angin dari Karhutla yang terjadi propinsi lain di Sumatera," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Kamis.
Dia menjelaskan, bila diperhatikan dari peta sebaran asap yang dikeluarkan BMKG Pusat (17/9) lalu, ditandai dengan garis berwarna merah bahwa sebaran asap sudah mulai dekat dengan Aceh.
"Dan juga kita kaitkan dengan peta titik panas dalam beberapa hari terakhir bahwa tidak terdeteksi titik panas di wilayah Aceh," katanya.
Menurut dia, berdasarkan laporan dari masyarakat bahwa beberapa kabupaten/kota di Aceh sudah mulai terpapar kabut asap seperti di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Langsa, Aceh Utara, Lhokseumawe dan Bireuen. Bahkan kabut asap itu mulai menggangu proses penerbangan.
"Begitu juga setelah kami chek ke Stasiun Meteorologi (BMKG) Malikussaleh Lhokseumawe, jarak pandang berkisar antara 2-4 kilometer. Khusus untuk penerbangan lapangan terbang Malikussaleh sudah mulai terganggu, kalau di daerah lain belum," katanya.
Kemudian, dia menjelaskan kabut asap tersebut masih bertahan karena di daerah yang terkena imbas asap tersebut belum turun hujan dan juga angin yang relatif tenang atau angin calm.
"Disamping itu dengan memperhatikan peta sebaran asap yang terupdate pagi ini tidak mengarah ke propinsi Aceh, maka dapat kami pastikan sampai dengan hari ini tidak ada penambahan asupan asap ke daerah kita," katanya.
BMKG mengimbau kepada masyarakat bila beraktivitas di luar ruangan agar menggunakan masker. Jika berkendaraan khususnya roda dua maka untuk memakai helm atau kacamata serta memperbanyak minum air.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019