Aceh Timur (ANTARA) - Puluhan imigran etnis Rohingnya, Myanmar, yang terdampar di Pulau Idaman, Desa Kuala Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur menolak dideportasi atau dikembalikan ke negara asal.
"Kami menolak untuk di deportasi. Kami bersedia jika menetap dan bekerja sebagai tenaga kerja di Indonesia atau Malaysia," kata Muhammad Ilyas, imigran Rohingya, dalam bahasa Malaysia di Aceh, Minggu.
Muhammad Ilyas mengatakan beberapa di antara mereka memiliki saudara di Malaysia. Bahkan ada wanita di antara mereka suaminya di Malaysia.
"Jadi, kami tidak akan mau kembali, melainkan diterima di Indonesia atau Malaysia. Kami punya saudara, punya suami di Malaysia," kata Muhammad Ilyas.
Muhammad Ilyas menceritakan perjalanan mereka melintas negara. Awalnya, mereka dari Myanmar ke Malaysia dengan tujuan untuk bekerja. Namun karena pandemi COVID-19, negara jiran tersebut menolak kedatangan mereka.
"Lalu, kami terdampar ke laut India. Namun, karena kapal kami bocor dan rusak, lalu nelayan India memberikan kami kapal untuk seterusnya melanjutkan perjalanan," kata Muhammad Ilyas.
Setelah empat bulan di laut lepas, kemudian kapal mereka kandas karena mesin rusak, sehingga terdampar di pulau kecil di Aceh Timur.