Lhokseumawe (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara melaporkan total kerugian sektor pertanian akibat banjir melanda daerah itu pada awal 2022 mencapai 12,243 miliar.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Aceh Utara Dayah Albar di Aceh Utara, Sabtu, mengatakan laporan tersebut sudah disampaikan kepada Menteri Pertanian RI H Syahrul Yasin Limpo.
"Kami sudah melaporkan kerugian sektor pertanian akibat banjir awal tahun ini. Kami juga memohon dukungan dari Kementerian Pertanian RI untuk pemulihan pertanian masyarakat Kabupaten Aceh Utara," kata Dayan Albar.
Dayan Albar mengatakan dari total kerugian sektor pertanian mencapai Rp12,2 miliar, sebanyak Rp10,5 miliar di antaranya akibat tanaman padi gagal panen. Total sawah gagal panen akibat banjir tersebut mencapai 2.842 hektare.
Berikutnya, kerugian persemaian tanaman padi seluas 2.887 hektare dengan kerugian Rp519,75 juta. Kerugian tanaman jagung yang terdampak banjir seluas 50 hektare dengan kerugian Rp925 juta.
Kemudian, tanaman cabai seluas 3,85 hektare dengan kerugian Rp106 juta, bawang merah dengan luas lahan satu hektare dengan kerugian Rp105 juta, kedelai dengan lahan lima hektare dengan kerugian Rp37,5 juta.
"Kerugian juga dialami petani terong dengan 0,6 hektare kerugian mencapai Rp19,8 juta dan tanaman tomat seluas 0,4 hektare dengan kerugian Rp12,8 juta," kata Dayan Albar.
Dayan Albar mengatakan Menteri Pertanian RI menyampaikan keprihatinannya atas musibah banjir di Kabupaten Aceh Utara. Menteri menyatakan akan membantu pemulihan sektor pertanian.
"Menteri juga mengharapkan perusahaan pupuk di Aceh Utara menggenjot produksi untuk membantu petani, khususnya di Aceh guna memulihkan sektor pertanian yang terdampak banjir," kata Dayan Albar.