"Sepanjang satu kilometer lebih akses jalan menuju perkebunan masyarakat di Desa Jabi-Jabi sangat memprihatinkan karena kondisi jalan belumpur sehingga mobil tidak bisa lewat," kata anggota DPRK Subulussalam, Rasumin di Subulussalam, Kamis.
Ia mengatakan, di sana terdapat ratusan hektare kebun kelapa sawit milik warga yang menjadi sumber pendapatan masyarakat untuk menopang ekonomi keluarga dan kebutuhan sehari-hari.
Namun yang menjadi kendala selama ini, kondisi jalan sangat lunak dan gembur sehingga mobil sering sekali terjebak dan tersangkut saat melintasi jalan tersebut.
"Ini yang menjadi keluhan warga. Apalagi kondisi hujan tidak bisa lewat sama sekali, sehingga buah kelapa sawit banyak busuk, padahal sekali panen saja bisa mencapai 70 ton," kata Rasumin.
Rasumin yang merupakan Sekretaris Komisi B DPRK Subulussalam ini mengatakan, akibat akses jalan yang belum pengerasan itu, petani sering merugi akibat buah sawit yang sudah dipanen tidak bisa dibawa keluar untuk dijual ke pabrik.
Akhirnya buah sawit itu busuk, ini sudah sering dialami oleh petani sawit di sana, katanya.
Ia menambahkan, kondisi serupa juga dialami warga Desa Lae Langge, para petani di sana kesulitan mengangkut hasil pertanian mereka karena kondisi jalan yang masih becek dan berlumpur.
Pengerasan yang dilakukan pemerintah sebelumnya hanya 100 meter, selebihnya masih becek dan sulit dilintasi mobil yang datang ke sana untuk mengambil hasil panen warga seperti padi, jagung dan tanaman muda lainya.
"Karena itu warga berharap supaya akses jalan itu bisa dilakukan pengerasan agar petani mudah membawa hasil panenya untuk dijual,," kata politisi dari PAN ini.