Banda Aceh (ANTARA) - Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat berkunjung ke Universitas Lancang Kuning Riau (Unilak) pada Selasa (24/1). Pertemuan kedua kampus itu membahas berbagai rencana kerjasama yang akan berlangsung ke depan.
Delegasi UTU Meulaboh dihadiri Wakil Dekan I Fakultas Perikanan dan Kelautan Dr Muhammad Rizal SP MSi, Wakil Dekan II Hafinuddin SP MSi serta beberapa staf lainnya. Kedatangan mereka disambut langsung Rektor Unilak Dr Junaidi SS, M Hum dan Wakil Rektor Rektor II Hardi SE MM.
Hafinuddin berterima kasih kepada Unilak yang telah menyambut baik kehadiran UTU Meulaboh. Ia mengatakan UTU banyak belajar dari Unilak tentang manajemen perguruan tinggi, apalagi tuntutan Kemendikbud Ristek, bahwa perguruan tinggi harus kolaborasi, terlebih dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
“Alhamdulillah kami juga banyak menerima hibah proposal Dikti. Di Fakultas Perikanan dan Kelautan ada empat prodi yaitu Prodi Perikanan, Ilmu Kelautan, Akuakultur, dan Prodi Sumber Daya Akuatik,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Rektor Unilak Dr Junaidi SS, M Hum turut memperkenalkan kampus Unilak, yang merupakan perguruan tinggi swasta di Riau, yang memiliki 30 Prodi S1 dan S2, dengan 9 Fakultas dan 1 Sekolah Pascasarjana Unilak.
“Pada September 2022 lalu, saya sudah langsung hadir di Aceh untuk melakukan penandatangan MoU dan berjumpa langsung dengan rektor dengan agenda program Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” kata Junaidi.
Pada 2022, Unilak mendirikan sembilan prodi baru, untuk Pascasarjana yaitu Prodi Magister Ilmu Lingkungan dan Magister Pedagogi. Untuk S1 meliputi Prodi Bisnis Digital di Fasilkom, Prodi Desain Interior dan Prodi Teknik Mekatronika di Fakultas Teknik, Prodi Pendidikan Khusus dan Prodi Vokasional Otomotif di Fadiksi, Prodi Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian, Prodi Pendidikan Bahasa Melayu di Fakultas Ilmu Budaya.
Tahun lalu, lanjut dia, Unilak juga secara resmi mengumumkan menerima mahasiswa disabilitas, meskipun tahun-tahun sebelumnya telah menerima mahasiswa disabilitas. Namun pada 2022, Unilak menerima mahasiswa disabilitas sebanyak 29 orang untuk melanjutkan pendidikan di Prodi Bisnis Digital dan Pendidikan Khusus.
“Kami memandang penyandang disabilitas juga memiliki hak untuk memperoleh pendidikan, layanan pendidikan, dengan harapan mereka setelah tamat dapat menjadi insan mandiri. Untuk Sumatera, kampus yang memiliki Prodi Pendidikan Khusus hanya ada di Unilak dan Padang. Dan kami sedang bekerja keras untuk mendirikan Fakultas Kedokteran,” ujarnya.
Selain itu, Junaidi juga menawarkan kerjasama dengan UTU terkait jurnal. Saat ini, Unilak memiliki 30 jurnal yang telah terakreditasi Sinta 4 hingga 2, dan dua jurnal sedang diusulkan untuk scopus.
“Kita membuka diri untuk bekerjasama terlebih sudah ada MoU, dan dapat diwujudkan dalam kegiatan,” ujar Junaidi.
Hal senada, Wakil Dekan I Fakultas Perikanan dan Kelautan Dr Muhammad Rizal SP MSi menyampaikan Unilak memiliki jurnal yang banyak bahkan telah sinta 2 dan 3. Tentunya ada tips dan trik bagaimana Unilak bisa konsisten dan kreatif dalam mengelolanya.
“Saya pikir Unilak kampus swasta terbaik di Riau, saya baru pertama ke sini dan benar kampusnya bagus, rektornya muda, energik, kritis. Disini ada prodi yang langka yang dibuka, mungkin tempat lain belum ada, dan itu satu terobosan baru menurut saya, itu berarti pimpinannya visioner," ujarnya.