Sigli (ANTARA) - Dinas pertanian dan Pangan (Distanpang) Kabupaten Pidie mencatat seluas 4.093,15 hektare sawah di daerah setempat terendam banjir dan petani mengalami gagal tanam.
Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Distanpang Pidie, Zulfikar Ismail, Kabid. , Senin di Sigli mengatakan lahan yang terendam banjir tersebut terdiri dari lahan yang masih disemai sekitar 1,635 hektare dan yang telah masa tanam hingga 30 hari sekitar 2.458,15 hektare.
Ia menjelaskan luas areal persawahan yang terendam banjir tersebut tersebar di 17 Kecamatan dan daerah yang paling parah terdampak banjir adalah di Kecamatan Padang Tiji, Delima, Muara Tiga, Simpang Tiga, dan Batee.
Menurutnya wilayah yang parah itu karena air masih tergenang di sawah disebabkan aliran air tersumbat dan tertahan serta ada juga irigasi yang tidak mampu menampung debit air yang tinggi.
“Wilayah yang masih terendam banjir dominan ke lahan yang sedang masa tumbuh dibandingkan dengan lahan bibit padi yang masih disemai,” katanya.
Kemudian untuk wilayah Kecamatan Mutiara, Mutiara Timur, Glumpang Baro dan Glumpang Tiga rata-rata sudah masa tanam yang umur padi bervariasi serta telah pemupukan.
“Saat ini petugas BPP dan Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) di Pidie masih mendata areal persawahan yang terendam banjir dan luas sawah berdampak banjir kemungkinan akan bertambah mengingat beberapa kecamatan belum terdata,” kata Zulfikar.
Pihaknya belum bisa menghitung kerugian yang ditimbulkan pascabanjir karena masih dilakukan pendataan dan nantinya akan ikut melaporkan data tersebut ke Kementerian untuk tindaklanjut.
“Banyak wilayah yang mengalami kerugian dan ditakutkan terjadinya puso akibat lahan lama terendam banjir dengan ketinggian dari 40 hingga 70 meter,” kata Zulfikar
Petani di Gampong Seukem Kecamatan Delima, Hasanah mengatakan lahan sawah miliknya terendam banjir hampir seminggu dengan ketinggian air diperkirakan hingga lutut orang dewasa.
“Air itu tergenang di sawah karena rawa yang biasanya jadi pacuan aliran tidak mampu menampung lagi, sudah meluap karena debit air melebihi,” kata Hasanah.
Padahal, beberapa hari sebelumnya telah diberi pupuk tetapi ketika hujan deras hingga banjir, manfaat dari penyemprotan pupuk tersebut tidak ada gunanya. Ia takut lahan sawah yang baru tumbuh tersebut gagal tanam dan akan puso.
Pihaknya berharap adanya perhatian pemerintah karena imbas banjir itu para petani mengalami merugi.