Aceh Timur (ANTARA) - Sebanyak 137 imigran Rohingya dan warga negara Bangladesh, yang mendarat di Kuala Parek, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur, masih ditampung di daerah itu karena menunggu keputusan pemerintah daerah setempat.
"Mereka sudah kami serahkan ke Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dan saat ini imigran Rohingya tersebut masih di Kuala Parek. Keputusan pemindahan masih menunggu hasil koordinasi unsur muspida dengan para terkait," kata Keuchik Kuala Parek Syahrial di Aceh Timur, Sabtu.
Syahrial menyebutkan belum adanya keputusan pemerintah daerah karena Penjabat (Pj) Bupati Aceh Timur masih dinas luar, sehingga sebanyak 137 imigran Rohingya tersebut tidak diketahui akan dipindahkan ke mana.
Untuk menampung sementara 137imigran Rohingya dan warga negara Bangladesh itu, pihak UNHCR telah membangun tenda darurat di lokasi wisata Pantai Kuala Parek.
“Sudah dibangun tenda darurat sekitar 2,5 kilometer ke arah barat dari titik awal mendarat karena di lokasi ini memiliki sejumlah fasilitas seperti air bersih dan musala,” kata Syahrial.
Selain itu, pihak UNHCR juga menyalurkan berbagai kebutuhan dasar, baik untuk anak-anak dan wanita.
Disinggung terkait rencana untuk menaikkan 137 imigran Rohingya ke kapal yang ditumpanginya, Syahrial mengaku tidak jadi karena kapal tersebut masih tersangkut di kuala atau muara sungai yang dangkal.
"Kemungkinan besar kapal tidak bisa ditarik lagi karena sudah naik ke kuala dan di situ sangat dangkal," kata Syahrial.
Sebelumnya, 137 imigran tersebut mendarat di Pantai Kuala Parek, Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur, Kamis (1/2) sekira pukul 04.00 WIB. Mereka terdiri 40 laki-laki dewasa, 47 wanita dewasa, 23 anak perempuan dan 27 anak laki-laki.
Mereka keluar dari Cox’s Bazar Bangladesh dengan menumpangi kapal kayu sejak 5 Desember 2023. Setelah mengapung 55 hari di laut, akhirnya 137 imigran Rohingya dan warga negara Bangladesh itu mendarat di Pantai Kuala Parek.