Ketua HPI Wilayah Aceh Singkil, Satiman kepada wartawan di Singkil Rabu menyatakan, pada tanggal 27 Februari 2018 investor (rekanan) akan mendatangkan tim survey dokumentasi promosi Hutan Rawa Singkil, khusus Wilayah Aceh Singkil saja.
Wisatawan mancanegara, kata Satiman, selain penikmat wisata keindahan alam Laut Pulau Banyak, diam-diam juga mengagumi hutan rawa Singkil yang terkenal dengan "Lae Trip" hanya dengan menggunakan sewa perahu sederhana masyarakat lokal sudah puas menjelajahi sungai-sungai.
"Di hutan Rawa Singkil, yang sangat diminati, wisatawan yakni buaya, orang utan, ragam jenis dan jenis tumbuhannya, sehingga para wisatawan nantinya baik lokal maupun mancanegara, bagi yang berjiwa petualang, pecinta alam akan singgah ke Rawa Singkil," jelas guide senior Aceh Singkil itu.
"Biasanya, wisatawan pengunjung Hutan Rawa Singkil paling lama tiga hari dan menginap di pondok-pondok sederhana, karena sifatnya lahan konservasi jadi tidak ada penginapan khusus di wilayah alam liar itu," ujarnya.
Baca juga: Aktivis desak pengusutan perambahan rawa margasatwa Singkil
Sementara itu, ditanya tentang perkembangan wisata Pulau Banyak, Aceh Singkil di awal tahun ini, Satiman menyebut pengunjungnya di awal tahun 2018 ini mulai Januari hingga Maret mayoritas wisatawan lokal, kalau pun ada wisatawan mancanegara hanya beberapa orang saja.
"Membludaknya wisatawan mancanegara khusus Eropa ke Pulau Banyak, biasanya pada bulan April, Mei, Juni, Juli dan Agustus karena pada bulan-bulan itu merupakan musim libur di Eropa dan musim dingin di sana," ujarnya.
Satiman menilai, promosi wisata di Kepulauan Banyak sudah sangat baik, pengunjung wisatawan mancanegara dan lokal pun semakin meningkat setiap tahun mencapai 25 persen serta investor pun juga semakin banyak untuk menanamkan modalnya di kawasan paling ujung barat selatan Indonesia ini.
"Pulau banyak bagi wisatawan Eropa bagaikan kepingan surga. Pulau Favorit yang paling diminati, dari 99 jumlah Pulau Banyak, adalah Pulau Sikandang, Tailana, Palambak, menikmati alam laut dengan surfing dan Ujung Lolok untuk surfing dengan tarif yang sudah disesuaikan," ungkapnya.
Baca juga: Polisi panggil saksi kasus perambahan rawa Singkil
Bila ingin yang lebih istimewa dan sedikit extrim lagi, sebutnya, mengunjungi Pulau Bengkaru. Hutan tropis yang luas daratannya mencapai 15 ribu hektare ini juga tak kalah pesonanya dengan pulau lainnya sebab 90 persen hutan lindung di kawasan ini, dilengkapi dengan satwa yang cukup lengkap dan sejumlah panorama pantai dilengkapi dengan deretan ombak besar yang strategis untuk peselancar makanya disebut extrim.
Namun, jelas Satiman, wisatawan yang hendak berkunjung ke Pulau Bengkaru harus memenuhi aturaan khusus dari pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Kepulauan Banyak, karena merupakan lahan konservasi dan lebih expensive yang biasanya kalau dari Pulau Balai berlayar menuju Pulau Bengkaru tarifnya Rp1,5 juta per orang.
Dikatakan, wisatawan Eropa sekali berlibur ke Pulau Banyak paling lama satu bulan dan paling cepat tiga hari, dan mayoritas standarisasinya satu minggu.
"Setiap tahun peningkatan wisatawan berlibur ke Kepulauan Banyak, mencapai 2,5 persen dan saya yakin tahun 2018 ini peningkatan wisatawan mencapai 50 persen," ujarnya.
Dia juga mengatakan, bagi teman-teman yang mau berlibur ke Pulau Banyak boleh menghubungi langsung kontaknya atas nama Satiman Ketua HPI Aceh Singkil di No HP: 0852 6012 6590.