Idi, Aceh Timur (ANTARA) - Sebanyak 200 adek-adek Pramuka dari sejumlah gugus depan yang tergabung dalam Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten Aceh Timur, Rabu (28/8) menggelar bakti sosial di Makam Sulthan Sayed Adbul Azis Syah, Desa Bandrong.
Kegiatan tersebut dalam rangka menyambut Haul Sulthan Kerajaan Peureulak, 1 Muharam 1140 H, dan Hari Ulang Tahun Pramuka yang ke-58.
KaKwarcab Pramuka Aceh Timur, Saiful Basri, S.Pd, MPD melalui Wakil Sekretaris Kwarcab Hijria Syahputra, S.Pd. mengatakan, kegiatan bakti sosial ini yang dicanangkan sebagai wujud nyata bakti generasi muda untuk menjaga situs sejarah yang ada di daerah kita ini.
Baca juga: Bea cukai gagalkan penyeludupan 25 kilogram sabu-sabu di perairan pantai Aceh Timur
Sambung Hijria, selain menghadirkan 200 personel Pramuka dari Gugus depan di seluruh Aceh Timur, kegiatan ini juga didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Timur, BPBD Aceh Timur, Muspika Peureulak dan masyarakat Gampong Bandrong.
“Persiapan acara bakti sosial ini, sedikitnya 50 personil Pramuka yang tergabung dalam Kwarcab sejak Selasa malam telah berkumpul Kantor BPBD Aceh Timur, guna melakukan brifing sebagai persiapan acara. Kemudian pagi harinya bersama adek-adek dari gugus depan lainnya bergerak menuju Desa Bandrong, Kecamatan Peureulak,” kata Hijria Syahputra.
Sementara itu, Tokoh Pramuka Aceh Timur, Burhanuddin Ilyas, SE, Kepala Desa Bandrong Masdar Majid, dan Mukim Blang Simpo Tgk Yusri, Bapak Muslim Z, S.pd, MPD, dan Kapolsek Peureulak AKP Muhammad Nawawi, SH, Koramil Peureulak, dan Ketua KNPI Aceh Timur mengucapkan terimakasih kepada semua adek-adek Pramuka yang telah melakukan bakti sosial di situs bersejarah ini.
Baca juga: Jelang MTQ ke-34, qari internasional latih kafilah Aceh Timur
“Kita patut memberikan apresiasi kepada Kwarcab Pramuka Aceh Timur yang telah siap siaga untuk melestarikan situs sejarah yang ada di daerah ini. Kegiatan ini harus berlanjut,” kata Muslim Z.
Ia juga berharap, semangat Kwarcab Pramuka Aceh Timur dapat dicontohi oleh organisisi kepemudaan yang ada di kabupaten ini dan dapat berlanjut di situs sejarah lainnya.
“Ini merupakan salah satu semangat generasi dalam menjaga situs sejarah agar dapat menjadi situs wisata Islami bagi masyarakat lainnya di seluruh Nusantara ini. Kalau bukan kita siapa lagi, tidak mungkin orang daerah lain datang ke sini membangun daerah kita,” pungkas Muslim.