Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah bersama Bupati Aceh T. Irfan Tb serta Kepala perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh  Zainal Arifin melakukan panen perdana singkong yang dikelola oleh Pondok Pesantren Darun Nizham Teunom di bawah binaan BI Provinsi Aceh di Desa Tuwie Kareung, Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Kamis (17/10).

Pimpinan Pondok Pesantren Darun Nizham, Tgk. H. Muslem dalam sambutannya menyampaikan bahwa  luas tanaman lahan singkong yang dikelola pihaknya itu seluas 20 hektare.

Baca juga: 14 orang pejabat Aceh Jaya belum laporkan harta kekayaan, ini sanksinya

"Syukur Alhamdulillah panen perdana ini langsung dilakukan oleh Bapak Plt Gubernur Aceh bersama Bapak Bupati Aceh Jaya dan Kepala BI Aceh," ujarnya.

Ia menuturkan bahwa setelah panen saat ini pihaknya mendapatkan sedikit kendala  mengenai harga jual dan penampung singkong hasil panen.

Baca juga: Ulama dan Bupati Aceh Jaya ajak masyarakat jaga Kamtibmas jelang pelantikan presiden/wapres

"Saat ini kita sudah kontrak ke pembeli di Perlak Aceh Timur dengan harga tampung senilai Rp1.050 per kilogram, kita juga masih terkendala dengan transportasi kesana karena mereka meminta Rp400 per kilogram," ungkap Abati.

Ia berharap Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah untuk bisa membangun pabrik pengolah ubi di Aceh Jaya, sehingga nilai jual bisa meningkat dan masyarakat bisa lebih semangat untuk berkebun singkong di Aceh Jaya.

Baca juga: Pembangunan masjid terbesar di Aceh Jaya terus dipacu

"Lahan kosong di Aceh Jaya saat ini masih seluas mata memandang dan tanahnya juga sangat cocok untuk tanaman ubi," ungkapnya. 

Sementara itu, Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah kepada Antara mengaku jika pihaknya sangat mendukung terhadap Demplot Pertanian Singkong yang dikelola oleh Pesantren Darun Nizham Aceh Jaya.

"Kalau masalah harga memang standar di Indonesia sekitar Rp1.500 hingga Rp1.700 per kilogram namun terkait dengan permintaan pendirian pabrik pengolahan ubi di Aceh Jaya kita dukung," ungkapnya.

Gubernur menyampaikan bahwa untuk pabrik itu sebenarnya yang bangun itu pihak swasta, dan Bank Aceh Syariah itu juga swasta milik pemerintah yang disebut BUMA namanya.

"Nanti saya akan bicara dengan Kadin Aceh dan melihat skema dari Bank Aceh Syariah, kalau investasinya mikro dibawah Rp2 miliar itu InsyaAllah akan segera kita bangun," ungkap Nova.

Menurut Nova itu dapat dibangun yang berskala kecil dulu, paling tidak ke depan bisa mengolah setengah jadi, jadi harga ongkos bisa terpangkas lagi sehingga keuntungan petani akan bertambah.

"Namun jika investasinya menengah ke atas misalnya investasinya capai Rp10 miliar itu swasta lah yang lebih kuat," tutupnya.

 

Pewarta: Arif Hidayat

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019