Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim terlihat sedih terhadap tingkah laku beberapa putra daerahnya yang selama ini aktif berkomentar miring merendahkan daerah sendiri di media sosial.

“Jika tidak sanggup mempromosikan, jangan direndahkan daerah sendiri,” ungkap Bupati Akmal pada rapat paripurna legislatif dalam rangka pengucapan sumpah pimpinan DPRK Abdya masa jabatan 2019-2024, Jumat.

Baca juga: SISC Abdya bertemu Ketua DPRA bahas percepatan realisasi KEK halal Surin

Adapun komentar yang membuat kepala daerah sedih terkait upaya merendahkan program pengembangan Teluk Surin yang ingin dijadikan pemerintah sebagai pusat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) halal barat-selatan.

“Rata-rata yang berkomentar itu kebanyakan yang paham kekurangan dan kelemahan daerahnya, tapi tidak paham potensi di daerahnya, sehingga yang keluar dari dia selalu merendahkan daerah sendiri,” ujar Bupati Akmal.

Baca juga: Ketua Kadin Aceh Mualem 1000 persen dukung KEK Halal Barsela

“Kemarin ketika Aceh Jaya mengeksport pengapalan satu kapal ribut dimedsos. Padahal Abdya sudah ratusan kali tidak pernah disampaikan. Kita belum lahir PT Socfindo sudah pengapalan CPO di Pulau Kayu, Susoh itu,” tuturnya lagi.

Akmal berkata, PT Socfindo memiliki lahan kelapa sawit di Nagan Raya dan Aceh Singkil, sementara pengapalan minyak sawit mentah (CPO) dilakukan di Pulau Kayu, Susoh dan proses itu sudah berlangsung puluhan tahun lamanya.  

Baca juga: Pengelola kapal tanker dari Jakarta tinjau KEK halal Barsela

Begitu juga dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Raja Marga yang lokasi kebunnya di Kabupaten Nagan Raya tapi pengapalan minyak sawit mentah juga dilakukan lewat Abdya melalui Pelabuhan Susoh, seperti baru-baru ini.

“PT Surya Panen Subur baru menyelesaikan ganti rugi tanah. Miliaran rupiah tanah dibayar di Dusun Lama Muda untuk buat pelabuhan, sedangkan pabriknya di Nagan Raya, kenapa dipilih Abdya, PT Kallista Alam juga,” tuturnya.

Baca juga: Gubenur: Aceh Jaya selangkah lebih maju untuk KEK barat selatan

Menurutnya, dipilihnya Abdya sebagai tempat pengapalan CPO karena potensi kedalaman laut yang cukup dalam dan letak geografisnya memang jauh lebih baik ketimbang daerah-daerah lain di wilayah pantai barat-selatan Aceh.

“Aceh Jaya seumuran kita baru kali ini dilakukan. Sementara kita empat perusahaan pengapalan. Cuma tidak paham saja, sehingga kecerdasan dipergunakan merendahkan negeri sendiri, bukan dipromosikan,” ujarnya.

Oleh sebab itulah, Bupati Akmal Ibrahim meminta dukungan kepada seluruh anggota legislatif Abdya melalui unsur pimpinan DPRK definitif periode 2019-2024 agar ikut sama-sama mempromosikan potensi yang tersedia tersebut.

Sehingga masa depan Abdya akan bertambah lebih baik, apalagi situasi belakangan ini semakin kondusif.

Abdya akan melakukan lompatan-lompatan besar, sehingga dibutuhkan dukungan dari legislatif dan masyarakat luas, tambah Bupati.

Salah satu dukungan besar anggota DPRK Abdya yang diharapkan oleh Bupati Akmal Ibrahim terkait usulan pemerintah Provinsi Aceh terhadap kawasan Teluk Surin yang ingin dijadikan sebagai pusat KEK halal barat selatan.

“Kita berharap Abdya jadi pilihan utama, karena potensi dan letak geografis kita memang jauh lebih baik. Kemudian kawasan Surin juga sudah saya tetapkan sejak tahun 2008 sebagai pusat kawasan industri terpadu,” tuturnya.

Disamping telah dibebaskan lahan seluas 745 hektar, infrastruktur jalan lebar 30 meter menuju kawasan Surin juga telah dibangun dengan anggaran ratusan miliar rupiah yang digelontorkan oleh pemerintah pusat dan Provinsi Aceh.

Pewarta: Suprian

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019