Anggota DPR Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Teuku Otman atau Ayah Ot meminta agar pengurus masjid untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas PAUD yang ada di pekarangan masjid.
"Kami mengajak pengurus BKM untuk lebih jeli dan mengendalikan setiap aktivitas di kompleks masjid yang tidak sesuai dengan syariat dan kearifan lokal Aceh," kata Ayah Ot di Pantonlabu, Senin (4/11).
Pernyataan itu disampaikan terkait beredarnya sebuah video, yang diyakini direkam di kompleks Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon, Aceh Utara, soal aktivitas PAUD yang ada di pekarangan masjid setempat menghidupkan musik dengan volume tinggi mengiringi senam murid.
Menurut Ayah Ot, metode belajar dan kurikulum PAUD yang ada di pekarangan masjid tersebut mungkin tidak salah, tetapi pihaknya menyayangkan tindakan guru yang dinilai tidak mampu menjaga masjid dengan memutarkan musik dengan volume tinggi, sehingga dinilai dapat mengganggu jamaah beribadah dan tidak etis.
"Di lain sisi, kita khawatir terhadap cara berpikir anak saat mereka remaja nantinya, bahwa musik sejenis reggae itu boleh diputar di pekarangan masjid. Ini yang kita sayangkan, karena sangat fatal kepada pemahaman dan karakter anak anak kelak," sebut Ayah Ot.
Pihaknya berharap, agar pemerintah dan dinas terkait serta pihak pengurus masjid untuk duduk membahas terkait aktivitas PAUD tersebut dan menegur guru agar menjadi perhatian bagi yang lain.
Sementara Imam Besar Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon Tgk H Jamaluddin Ismail (Walidi) dihubungi terpisah mengatakan, bahwa pihaknya sedang bermusyawarah terkait beredarnya video tersebut.
"PAUD tersebut berada di lantai dua tempat wudhu dan toilet, bukan di lantai dua masjid. Memang benar masih di pekarangan masjid, tetapi bukan di dalam maupun di atas masjid," jelas Walidi.
Menurutnya, penyebaran video tersebut tidak tepat dan dikhawatirkan akan terjadi salah paham di masyarakat dan jika aktivitas tersebut salah kenapa tidak disampaikan ke pihaknya, kenapa harus disebarkan.
Walidi berharap agar penyebar video tersebut dapat menjumpai pihaknya guna meluruskan atau klarifikasi.
Sedangkan aktivitas PAUD tersebut, kata Walidi lagi, berlangsung pada pagi hari saat sepi jemaah. Sementara kegiatan mereka selama ini juga mengajarkan anak- anak belajar Al Quran dan menghafalnya.
Sementara senam tersebut diadakan seminggu sekali dan selama ini aktivitas mereka tidak mengganggu.
"Mungkin saat kemarin lupa ditutup pintu ruangan, sehingga suara musik terdengar sampai ke luar," sebutnya.
Walidi juga menyampaikan, PAUD itu sudah berjalan beberapa tahun terakhir dan pihaknya sebelumnya pernah meminta agar di tempatkan di luar pekarangan masjid, namun tidak diperbolehkan.
Seperti diketahui, sebuah video protes seorang jemaah yang merasa risih dengan suara musik yang diyakini dari PAUD yang ada di pekarangan Masjid Agung Baiturahim Lhoksukon, Aceh Utara, beredar luas di media sosial dan menuai polemik.
Video berdurasi lebih dari 4 menit itu diduga direkam baru-baru ini pada pagi hari. Dalam tayangan video tersebut, seorang pria terus mencari arah untuk menuju sumber musik di sebuah bangunan di lantai dua.
Setiba di sana, pria tersebut meminta untuk segera dimatikan musik yang mengiringi senam murid sambil menghardik pendidiknya, karena menurut si perekam musik seperti itu tidak etis dan mengganggu jemaah masjid saat beribadah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Kami mengajak pengurus BKM untuk lebih jeli dan mengendalikan setiap aktivitas di kompleks masjid yang tidak sesuai dengan syariat dan kearifan lokal Aceh," kata Ayah Ot di Pantonlabu, Senin (4/11).
Pernyataan itu disampaikan terkait beredarnya sebuah video, yang diyakini direkam di kompleks Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon, Aceh Utara, soal aktivitas PAUD yang ada di pekarangan masjid setempat menghidupkan musik dengan volume tinggi mengiringi senam murid.
Menurut Ayah Ot, metode belajar dan kurikulum PAUD yang ada di pekarangan masjid tersebut mungkin tidak salah, tetapi pihaknya menyayangkan tindakan guru yang dinilai tidak mampu menjaga masjid dengan memutarkan musik dengan volume tinggi, sehingga dinilai dapat mengganggu jamaah beribadah dan tidak etis.
"Di lain sisi, kita khawatir terhadap cara berpikir anak saat mereka remaja nantinya, bahwa musik sejenis reggae itu boleh diputar di pekarangan masjid. Ini yang kita sayangkan, karena sangat fatal kepada pemahaman dan karakter anak anak kelak," sebut Ayah Ot.
Pihaknya berharap, agar pemerintah dan dinas terkait serta pihak pengurus masjid untuk duduk membahas terkait aktivitas PAUD tersebut dan menegur guru agar menjadi perhatian bagi yang lain.
Sementara Imam Besar Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon Tgk H Jamaluddin Ismail (Walidi) dihubungi terpisah mengatakan, bahwa pihaknya sedang bermusyawarah terkait beredarnya video tersebut.
"PAUD tersebut berada di lantai dua tempat wudhu dan toilet, bukan di lantai dua masjid. Memang benar masih di pekarangan masjid, tetapi bukan di dalam maupun di atas masjid," jelas Walidi.
Menurutnya, penyebaran video tersebut tidak tepat dan dikhawatirkan akan terjadi salah paham di masyarakat dan jika aktivitas tersebut salah kenapa tidak disampaikan ke pihaknya, kenapa harus disebarkan.
Walidi berharap agar penyebar video tersebut dapat menjumpai pihaknya guna meluruskan atau klarifikasi.
Sedangkan aktivitas PAUD tersebut, kata Walidi lagi, berlangsung pada pagi hari saat sepi jemaah. Sementara kegiatan mereka selama ini juga mengajarkan anak- anak belajar Al Quran dan menghafalnya.
Sementara senam tersebut diadakan seminggu sekali dan selama ini aktivitas mereka tidak mengganggu.
"Mungkin saat kemarin lupa ditutup pintu ruangan, sehingga suara musik terdengar sampai ke luar," sebutnya.
Walidi juga menyampaikan, PAUD itu sudah berjalan beberapa tahun terakhir dan pihaknya sebelumnya pernah meminta agar di tempatkan di luar pekarangan masjid, namun tidak diperbolehkan.
Seperti diketahui, sebuah video protes seorang jemaah yang merasa risih dengan suara musik yang diyakini dari PAUD yang ada di pekarangan Masjid Agung Baiturahim Lhoksukon, Aceh Utara, beredar luas di media sosial dan menuai polemik.
Video berdurasi lebih dari 4 menit itu diduga direkam baru-baru ini pada pagi hari. Dalam tayangan video tersebut, seorang pria terus mencari arah untuk menuju sumber musik di sebuah bangunan di lantai dua.
Setiba di sana, pria tersebut meminta untuk segera dimatikan musik yang mengiringi senam murid sambil menghardik pendidiknya, karena menurut si perekam musik seperti itu tidak etis dan mengganggu jemaah masjid saat beribadah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019