Menteri Agama Fachrul Razi mengajak agar solidaritas terhadap nasib Muslim di India mengedepankan diplomasi daripada anarki.
"Kedepankan diplomasi dan jangan anarki," kata Menag dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan mencegah kemungkaran adalah hal baik. Akan tetapi, itu harus dilakukan dengan cara yang ma'ruf atau baik agar tidak memunculkan kemungkaran yang lebih besar.
Muslim Indonesia sendiri telah menyuarakan kepeduliannya terhadap nasib umat Islam di India. Aspirasi itu telah disampaikan dalam banyak cara, mulai dari doa bersama, kecaman hingga unjuk rasa.
Sejalan dengan itu, Menag minta agar umat Islam Indonesia tidak terprovokasi melakukan tindakan anarki dalam beragam bentuknya, termasuk sweeping.
"Ingat, anarkisme bukanlah nilai-nilai Indonesia dan juga bukan nilai-nilai Islam. Demikian juga aksi sepihak dalam bentuk sweeping. Masyarakat Indonesia dikenal dunia sebagai umat yang toleran, rukun dan cinta damai. Mari kedepankan jalur hukum dan komunikasi diplomatik agar ini bisa diselesaikan dengan baik," katanya.
Aspirasi yang disuarakan Muslim Indonesia, kata dia, terus dikomunikasikan pemerintah melalui jalur diplomasi.
Dia mengatakan komunikasi dilakukan dengan pihak kedutaan India di Indonesia maupun dengan pemerintah di India. Kontak terus dilakukan Indonesia untuk mencari solusi terbaik atas kehidupan beragama tanpa mencampuri urusan dalam negeri India.
Menag mengapresiasi kepedulian dan perhatian Muslim Indonesia kepada umat Islam di India.
"Saya sangat mengapresiasi atas rasa keprihatinan dan kepedulian yang telah ditunjukkan. Kekerasan oknum, apalagi dengan mengatasnamakan agama tidak bisa dibenarkan, kapanpun dan di manapun," katanya.
Fachrul mengatakan tidak ada ajaran agama manapun yang membenarkan tindakan kekerasan, apapun motifnya. Memuliakan nilai kemanusiaan adalah esensi ajaran semua agama.
Menag meyakini, tindakan kekerasan oleh sekelompok umat Hindu di India tidak menggambarkan ajaran agama Hindu sendiri, melainkan akibat adanya pemahaman ekstrem sebagian umat atas ajaran agamanya.
Fachrul berharap para tokoh agama mengambil peran dalam mengarahkan umat dalam menyikapi persoalan ini sesuai nilai kedamaian, toleransi dan keadilan hukum.
"Kita doakan para korban dan kita berharap kehidupan beragama di India kembali kondusif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Kedepankan diplomasi dan jangan anarki," kata Menag dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan mencegah kemungkaran adalah hal baik. Akan tetapi, itu harus dilakukan dengan cara yang ma'ruf atau baik agar tidak memunculkan kemungkaran yang lebih besar.
Muslim Indonesia sendiri telah menyuarakan kepeduliannya terhadap nasib umat Islam di India. Aspirasi itu telah disampaikan dalam banyak cara, mulai dari doa bersama, kecaman hingga unjuk rasa.
Sejalan dengan itu, Menag minta agar umat Islam Indonesia tidak terprovokasi melakukan tindakan anarki dalam beragam bentuknya, termasuk sweeping.
"Ingat, anarkisme bukanlah nilai-nilai Indonesia dan juga bukan nilai-nilai Islam. Demikian juga aksi sepihak dalam bentuk sweeping. Masyarakat Indonesia dikenal dunia sebagai umat yang toleran, rukun dan cinta damai. Mari kedepankan jalur hukum dan komunikasi diplomatik agar ini bisa diselesaikan dengan baik," katanya.
Aspirasi yang disuarakan Muslim Indonesia, kata dia, terus dikomunikasikan pemerintah melalui jalur diplomasi.
Dia mengatakan komunikasi dilakukan dengan pihak kedutaan India di Indonesia maupun dengan pemerintah di India. Kontak terus dilakukan Indonesia untuk mencari solusi terbaik atas kehidupan beragama tanpa mencampuri urusan dalam negeri India.
Menag mengapresiasi kepedulian dan perhatian Muslim Indonesia kepada umat Islam di India.
"Saya sangat mengapresiasi atas rasa keprihatinan dan kepedulian yang telah ditunjukkan. Kekerasan oknum, apalagi dengan mengatasnamakan agama tidak bisa dibenarkan, kapanpun dan di manapun," katanya.
Fachrul mengatakan tidak ada ajaran agama manapun yang membenarkan tindakan kekerasan, apapun motifnya. Memuliakan nilai kemanusiaan adalah esensi ajaran semua agama.
Menag meyakini, tindakan kekerasan oleh sekelompok umat Hindu di India tidak menggambarkan ajaran agama Hindu sendiri, melainkan akibat adanya pemahaman ekstrem sebagian umat atas ajaran agamanya.
Fachrul berharap para tokoh agama mengambil peran dalam mengarahkan umat dalam menyikapi persoalan ini sesuai nilai kedamaian, toleransi dan keadilan hukum.
"Kita doakan para korban dan kita berharap kehidupan beragama di India kembali kondusif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020