Gubernur Aceh Nova Iriansyah menegaskan bahwa Pemerintah Aceh menjadikan pembangunan jalan sebagai program prioritas, mengingat sejumlah wilayah masih terisolir, khususnya di pedalaman Aceh.

"Salah satu prioritas pembangunan
yang dijalankan Pemerintah Aceh adalah meningkatkan kondisi jalan agar akses antar wilayah semakin cepat," kata Nova Iriansyah, di Banda Aceh, Sabtu.

Nova mengatakan, Aceh termasuk provinsi dengan kawasan yang cukup luas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh memiliki luas sekitar 58 ribu kilometer persegi (Km²), dengan jumlah penduduk 5,3 juta jiwa yang tersebar di 23 kabupaten/kota.

Kata Nova, total jalan yang dapat diakses masyarakat Aceh mencapai 23.650 kilometer. Dari jumlah tersebut terbesar untuk porsi jalan kabupaten/kota 19.766 kilometer (84 persen dari total jalan Aceh). 

"Sementara jalan provinsi hanya 1.781 kilometer (7 persen). Selebihnya, sekitar 8 persen atau sepanjang 2.102 kilometer merupakan jalan nasional," ujarnya. 

Nova menyebutkan, pada 2019 lalu, semua daerah di Aceh belum terkoneksi satu dengan yang lainnya. Di mana banyak wilayah masih terisolir, terutama yang berada kawasan pedalaman.

Karena kondisi itu, lanjut Nova, pada 2020 Pemerintah Aceh telah mencanangkan pembangunan 11 ruas jalan provinsi dengan jumlah anggaran mencapai Rp2,4 triliun melalui skema kontrak tahun jamak atau multi years contract (MYC). 

Adapun 11 ruas jalan tersebut antara lain jalan tembus dari Aceh Timur, Gayo Lues ke Aceh Barat Daya. Meliputi jalan Peureulak - Lokop - batas Gayo Lues, batas Aceh Timur - Pining - Blangkejeren. 

Lalu dari Blangkejeren -Tongran- batas Aceh Barat Daya, dan jalan batas Gayo Lues - Babahrot Aceh Barat Daya. 

"Kemudian, pembangunan jalan yang
menghubungkan antara Aceh Selatan dengan Aceh Singkil yaitu jalan Trumon - batas Singkil dan batas Aceh Selatan - Kuala Baru ke Telaga Bakti Aceh Singkil," katanya.

Selanjutnya, tambah Nova, juga ada pembangunan ruas jalan Jantho Aceh Besar ke batas Aceh Jaya yang merupakan konektivitas jalan nasional lintas timur dengan lintas barat Aceh, dan terhubung langsung dengan tol Sigli - Banda Aceh.

Tak hanya itu, ruas jalan yang dibangun tersebut juga ada dari Aceh Timur ke Kota Karang Baru, Aceh Tamiang serta jalan Lingkar Simeulue yakni jalan Sinabang - Sibigo dan Nasreuheu - Lewak - Sibigo.

"Untuk meningkatkan kondisi jalan tersebut, mau tidak mau kita harus menembus sejumlah kawasan hutan," ujar Nova.

Nova menuturkan, terhadap sejumlah pembangunan jalan tersebut pihaknya telah mendapat masukan dari para pegiat lingkungan agar proyek tersebut jangan sampai mengganggu habitat yang ada. 

"Tentu saja aspek ini menjadi perhatian kita, sehingga ekosistem di ruas - ruas jalan ini tidak mengalami kerusakan yang berarti," katanya

Nova menambahkan, selain membuka jalan baru di kawasan pedalaman, pembangunan jalan tol Aceh yang menjadi bagian dari jalur Trans Sumatera juga terus diperkuat.

Sejauh ini, upaya pembebasan lahan telah berjalan dengan baik, karenanya pembangunan jalan tol tersebut diharapkan tidak lagi mengalami hambatan di kemudian hari. 

"Kabar dari PT Hutama Karya, bahwa jalan Tol Sigli-Banda Aceh sepanjang 74 kilometer akan tersambung secara keseluruhan paling lambat
awal tahun 2023," demikian Nova Iriansyah.
 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022