Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Kabupaten Aceh Tamiang menargetkan produksi jagung yang ditanam di lahan gambut wilayah Tenggulun bisa mencapai 5-6 ton per hektare hingga masa panen nanti.
Komoditi jagung tersebut ditanam oleh gabungan enam kelompok tani seluas 64 hektare melalui sumber dana APBK TA 2022. Penanaman raya perdana komoditas jagung ini turut dihadiri Wamentan RI, Harvick Hasnul Qolbi saat melakukan Kunker di Aceh Tamiang pada 29 Agustus 2022.
“Usia panen jagung sekitar empat bulan kedepan terhitung sejak September 2022-Januari 2023 dengan target produksi rata-rata 5-6 ton per hektare,” kata Kepala Bidang (Kabid) Produksi dan Perlindungan Tanaman Pangan pada Distanbunak Aceh Tamiang, Yunus di Aceh Tamiang, Jumat.
Sektor pertanian jagung ini diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani sekaligus untuk menyukseskan program ketahanan pangan di Kabupaten Aceh Tamiang. Menurut Yunus hamparan lahan yang tersedia untuk ditanami komoditas jagung mencapai 218 Ha. Namun yang bisa digarap saat ini baru 85 Ha dan 64 Ha diantaranya sudah ditanami jagung.
“Belum seluruhnya bisa ditanami, karena lahannya gambut. Kita terakhir kemarin ada bantuan dari Dinas Pertanian Provinsi untuk pengolahan tanah dan pembuatan saluran bekerja sama dengan TNI sehingga lahan bisa dibuka lebih maksimal lagi,” jelas Yunus.
Adapun jagung yang ditanam jenis hibrida pioner P36 yang merupakan program pemerintah daerah. Selain untuk menjamin ketahanan pangan, kebutuhan jagung hibrida ini bisa juga untuk bisnis pakan ternak. Distanbunak akan mendampingi kelompok tani dari masa tanam hingga pemasaran.
“Kalau penampung sudah banyak. Untuk pemasaran bisa melalui dinas atau kelompok tani langsung bisa jual. Cuma kelompok tani harus bisa menjamin tingkat kadar air dikisaran 13-14 persen agar mendapat harga tinggi kategori jagung kering,” ujarnya.
Untuk diketahui ratusan hektare areal tanaman jagung di Tenggulun tersebut merupakan bekas perkebunan kelapa sawit rakyat yang sengaja akan dikonversi menjadi tanaman pangan padi, jagung dan kedele (Pajele).
“Dulunya semua pohon sawit, pada tahun 2019 ditumbang dijadikan lahan cetak sawah. Namun sebelum bisa ditanami padi berarti kan, harus kita tanam komoditas yang bisa menghasilkan seperti tanaman pangan bisa jagung atau kedele,” ulas Yunus.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Komoditi jagung tersebut ditanam oleh gabungan enam kelompok tani seluas 64 hektare melalui sumber dana APBK TA 2022. Penanaman raya perdana komoditas jagung ini turut dihadiri Wamentan RI, Harvick Hasnul Qolbi saat melakukan Kunker di Aceh Tamiang pada 29 Agustus 2022.
“Usia panen jagung sekitar empat bulan kedepan terhitung sejak September 2022-Januari 2023 dengan target produksi rata-rata 5-6 ton per hektare,” kata Kepala Bidang (Kabid) Produksi dan Perlindungan Tanaman Pangan pada Distanbunak Aceh Tamiang, Yunus di Aceh Tamiang, Jumat.
Sektor pertanian jagung ini diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani sekaligus untuk menyukseskan program ketahanan pangan di Kabupaten Aceh Tamiang. Menurut Yunus hamparan lahan yang tersedia untuk ditanami komoditas jagung mencapai 218 Ha. Namun yang bisa digarap saat ini baru 85 Ha dan 64 Ha diantaranya sudah ditanami jagung.
“Belum seluruhnya bisa ditanami, karena lahannya gambut. Kita terakhir kemarin ada bantuan dari Dinas Pertanian Provinsi untuk pengolahan tanah dan pembuatan saluran bekerja sama dengan TNI sehingga lahan bisa dibuka lebih maksimal lagi,” jelas Yunus.
Adapun jagung yang ditanam jenis hibrida pioner P36 yang merupakan program pemerintah daerah. Selain untuk menjamin ketahanan pangan, kebutuhan jagung hibrida ini bisa juga untuk bisnis pakan ternak. Distanbunak akan mendampingi kelompok tani dari masa tanam hingga pemasaran.
“Kalau penampung sudah banyak. Untuk pemasaran bisa melalui dinas atau kelompok tani langsung bisa jual. Cuma kelompok tani harus bisa menjamin tingkat kadar air dikisaran 13-14 persen agar mendapat harga tinggi kategori jagung kering,” ujarnya.
Untuk diketahui ratusan hektare areal tanaman jagung di Tenggulun tersebut merupakan bekas perkebunan kelapa sawit rakyat yang sengaja akan dikonversi menjadi tanaman pangan padi, jagung dan kedele (Pajele).
“Dulunya semua pohon sawit, pada tahun 2019 ditumbang dijadikan lahan cetak sawah. Namun sebelum bisa ditanami padi berarti kan, harus kita tanam komoditas yang bisa menghasilkan seperti tanaman pangan bisa jagung atau kedele,” ulas Yunus.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022