Kabupaten Aceh Jaya berlokasi di pesisir barat Provinsi Aceh yang wajib traveller kunjungi karena memiliki keindahan alam bahari dan satwa langka gajah sumatera. Di tempat itu terdapat gajah jinak yang bisa diajak mandi bersama.
Untuk menuju Aceh Jaya dari Kota Banda Aceh bisa ditempuh lewat darat dengan akses jalan yang relatif mulus, namun ada sedikit menanjak di beberapa daerah. Meski begitu, justru di daerah pegunungan tersebut kita bisa melihat keindahan pesisir barat aceh yang memesona.
Biasanya wisatawan menuju Aceh Jaya menyewa mobil atau motor dari Banda Aceh. Lokasi terdekat yang bisa dikunjungi adalah Puncak Gunung Geurutee berjarak sekitar 66 kilometer dari Kota Banda Aceh.
Baca juga: Cara Menuju Hutan Mangrove Kuala Langsa spot travel menarik di Aceh
Gunung Geurutee jalan mulai mendaki dan berkelok-kelok sehingga kita harus ekstra hati-hati memacu kendaraan. Di tempat ini banyak kedai-kedai sederhana yang dikelola warga setempat di tepi jalan dan menghadap langsung ke laut lepas. Makanan khas yang tersedia mulai dari kopi saring, mie aceh, dan kelapa muda.
Traveller bisa melanjutkan perjalanan ke Sampoiniet untuk melihat gajah jinak di CRU (Conservation Response Unit) Sampoiniet. Dari Kota Banda Aceh, bisa melalui jalan Banda Aceh-Meulaboh hingga simpang polsek yang jaraknya sekitar 109 kilometer. Dari simpang tersebut lalu belok kiri dan melalui jalan desa sejauh 18 kilometer menuju CRU Sampoiniet.
Tempat tersebut tepatnya berlokasi di Gampong (Desa) Ie Jeureuneh, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya. CRU merupakan unit di bawah BKSDA Aceh yang dibuat untuk mitigasi konflik gangguan gajah liar.
Baca juga: Bur Telege, wisata dataran tinggi Gayo di atas 1.450 dari permukaan laut
Selain itu, CRU juga menjadi tempat ekowisata yang mengedukasi masyarakat untuk mengenal lebih dekat tentang kehidupan gajah dan habitatnya.
Di depan CRU terdapat homestay yang dibangun Pemkab Aceh Jaya dengan tarif menginap Rp250 ribu per malam. Selama di CRU, traveler akan sejenak terputus dari dunia luar karena sinyal komunikasi tidak ada. Namun, ada beberapa spot di sana yang bisa mengakses sinyal untuk menelepon.
Lokasi CRU dikelilingi hutan dan di bagian belakang terdapat sungai besar. Lokasi tersebut bisa juga digunakan untuk kamping. Untuk makanan selama di CRU, traveller bisa membawa dari luar karena tidak terdapat restoran di tempat itu.
Pada pagi hari traveller bisa ikut memandikan tiga gajah jinak yang ada di sana. Tiga gajah jinak tersebut diberi nama Azis, Isabela, dan Johana. Mereka adalah gajah dewasa yang sudah berusia puluhan tahun.
Baca juga: "Homestay" desa wisata Aceh raih penghargaan ASEAN Tourism 2023, patut diapresiasi
Baca juga: Simeulue kembangkan Teluk Sinabang jadi destinasi wisata bahari
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Untuk menuju Aceh Jaya dari Kota Banda Aceh bisa ditempuh lewat darat dengan akses jalan yang relatif mulus, namun ada sedikit menanjak di beberapa daerah. Meski begitu, justru di daerah pegunungan tersebut kita bisa melihat keindahan pesisir barat aceh yang memesona.
Biasanya wisatawan menuju Aceh Jaya menyewa mobil atau motor dari Banda Aceh. Lokasi terdekat yang bisa dikunjungi adalah Puncak Gunung Geurutee berjarak sekitar 66 kilometer dari Kota Banda Aceh.
Baca juga: Cara Menuju Hutan Mangrove Kuala Langsa spot travel menarik di Aceh
Gunung Geurutee jalan mulai mendaki dan berkelok-kelok sehingga kita harus ekstra hati-hati memacu kendaraan. Di tempat ini banyak kedai-kedai sederhana yang dikelola warga setempat di tepi jalan dan menghadap langsung ke laut lepas. Makanan khas yang tersedia mulai dari kopi saring, mie aceh, dan kelapa muda.
Traveller bisa melanjutkan perjalanan ke Sampoiniet untuk melihat gajah jinak di CRU (Conservation Response Unit) Sampoiniet. Dari Kota Banda Aceh, bisa melalui jalan Banda Aceh-Meulaboh hingga simpang polsek yang jaraknya sekitar 109 kilometer. Dari simpang tersebut lalu belok kiri dan melalui jalan desa sejauh 18 kilometer menuju CRU Sampoiniet.
Tempat tersebut tepatnya berlokasi di Gampong (Desa) Ie Jeureuneh, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya. CRU merupakan unit di bawah BKSDA Aceh yang dibuat untuk mitigasi konflik gangguan gajah liar.
Baca juga: Bur Telege, wisata dataran tinggi Gayo di atas 1.450 dari permukaan laut
Selain itu, CRU juga menjadi tempat ekowisata yang mengedukasi masyarakat untuk mengenal lebih dekat tentang kehidupan gajah dan habitatnya.
Di depan CRU terdapat homestay yang dibangun Pemkab Aceh Jaya dengan tarif menginap Rp250 ribu per malam. Selama di CRU, traveler akan sejenak terputus dari dunia luar karena sinyal komunikasi tidak ada. Namun, ada beberapa spot di sana yang bisa mengakses sinyal untuk menelepon.
Lokasi CRU dikelilingi hutan dan di bagian belakang terdapat sungai besar. Lokasi tersebut bisa juga digunakan untuk kamping. Untuk makanan selama di CRU, traveller bisa membawa dari luar karena tidak terdapat restoran di tempat itu.
Pada pagi hari traveller bisa ikut memandikan tiga gajah jinak yang ada di sana. Tiga gajah jinak tersebut diberi nama Azis, Isabela, dan Johana. Mereka adalah gajah dewasa yang sudah berusia puluhan tahun.
Baca juga: "Homestay" desa wisata Aceh raih penghargaan ASEAN Tourism 2023, patut diapresiasi
Baca juga: Simeulue kembangkan Teluk Sinabang jadi destinasi wisata bahari
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023