Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pembangunan masjid di lokasi pelanggaran HAM masa lalu Rumoh Geudong, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, sesuai dengan permintaan dan keinginan masyarakat setempat.
“Jadi ini tidak langsung bangun apa, bangun apa, tidak sesuai dengan keinginan masyarakat,” kata Jokowi di sela-sela peluncuran program penyelesaian non-yudisial pelanggaran HAM berat yang berlangsung di Rumoh Geudong, Gampong Bili Aron, Kabupaten Pidie.
Sebelum dibangun, menurut Presiden, pemerintah telah lebih dulu menyerap aspirasi terkait apa yang diinginkan masyarakat di lokasi tersebut, sehingga masyarakat meminta untuk dibangunkan masjid.
Baca juga: Akademisi: Rumoh Geudong sudah termasuk dalam situs sejarah di Aceh
Begitu juga, dengan dua lokasi pelanggaran HAM berat di Aceh yang masuk dalam 12 pelanggaran HAM diakui negara yakni peristiwa Simpang KKA di Aceh Utara dan Jamboe Keupok di Aceh Selatan.
Ia mengatakan pembangunan masjid sekaligus living park di Rumoh Geudong tersebut akan dimulai pada September 2023. Pemerintah juga akan melakukan hal yang sama untuk Simpang KKA dan Jamboe Keupok.
“Nanti satu-satu diselesaikan, yang lain didesain dulu, bertanya kepada masyarakat, keinginan masyarakat seperti apa. Seperti disini (Rumoh Geudong), keinginannya, pak kami ingin dibangunkan masjid, oke, ada masjid di taman itu,” katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi: Luka pelanggaran HAM berat masa lalu harus segera dipulihkan
Pembangunan living park dan masjid di lokasi Rumoh Geudong itu dengan konsep memuat sejarah peristiwa Rumoh Geudong.
Ada beberapa sisa dari Rumoh Geudong yang tetap dipertahankan, seperti tangga dan sumur. Serta nanti juga akan dibangun monumen pengingat peristiwa pelanggaran masa lalu tersebut.
Oleh sebab itu, menurut Jokowi, konsep pemugaran situs sejarah tersebut yaitu tetap bisa mengenang sekaligus bermanfaat masyarakat, sehingga dipilih masjid dan living park.
“Oleh sebab itu dibuat taman yang bisa dipakai masyarakat disini, mengingat tapi dalam perspektif yang positif bukan negatif sehingga dibangun living park itu,” kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi berulang kali ingatkan DPR selesaikan RUU perampasan aset
Peluncuran program pelaksanaan rekomendasi penyelesaian non-yudisial pelanggaran HAM berat di Aceh merupakan agenda Jokowi yang menandai dimulainya pemenuhan hak korban pelanggaran HAM berat non-yudisial.
Beberapa waktu lalu, Jokowi telah mengumumkan komitmen pemerintah dalam penyelesaian non-yudisial 12 kasus pelanggaran HAM berat di Tanah Air.
Dari 12 kasus tersebut, tiga di antaranya berada di Tanah Rencong, yaitu Peristiwa Rumoh Geudong dan Pos Sattis di Aceh tahun 1989, Peristiwa Simpang KKA Aceh tahun 1999, serta Peristiwa Jambo Keupok Aceh tahun 2003.
Baca juga: Pj Bupati: Korban HAM di Rumoh Geudong yang sudah terdata 133 orang
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
“Jadi ini tidak langsung bangun apa, bangun apa, tidak sesuai dengan keinginan masyarakat,” kata Jokowi di sela-sela peluncuran program penyelesaian non-yudisial pelanggaran HAM berat yang berlangsung di Rumoh Geudong, Gampong Bili Aron, Kabupaten Pidie.
Sebelum dibangun, menurut Presiden, pemerintah telah lebih dulu menyerap aspirasi terkait apa yang diinginkan masyarakat di lokasi tersebut, sehingga masyarakat meminta untuk dibangunkan masjid.
Baca juga: Akademisi: Rumoh Geudong sudah termasuk dalam situs sejarah di Aceh
Begitu juga, dengan dua lokasi pelanggaran HAM berat di Aceh yang masuk dalam 12 pelanggaran HAM diakui negara yakni peristiwa Simpang KKA di Aceh Utara dan Jamboe Keupok di Aceh Selatan.
Ia mengatakan pembangunan masjid sekaligus living park di Rumoh Geudong tersebut akan dimulai pada September 2023. Pemerintah juga akan melakukan hal yang sama untuk Simpang KKA dan Jamboe Keupok.
“Nanti satu-satu diselesaikan, yang lain didesain dulu, bertanya kepada masyarakat, keinginan masyarakat seperti apa. Seperti disini (Rumoh Geudong), keinginannya, pak kami ingin dibangunkan masjid, oke, ada masjid di taman itu,” katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi: Luka pelanggaran HAM berat masa lalu harus segera dipulihkan
Pembangunan living park dan masjid di lokasi Rumoh Geudong itu dengan konsep memuat sejarah peristiwa Rumoh Geudong.
Ada beberapa sisa dari Rumoh Geudong yang tetap dipertahankan, seperti tangga dan sumur. Serta nanti juga akan dibangun monumen pengingat peristiwa pelanggaran masa lalu tersebut.
Oleh sebab itu, menurut Jokowi, konsep pemugaran situs sejarah tersebut yaitu tetap bisa mengenang sekaligus bermanfaat masyarakat, sehingga dipilih masjid dan living park.
“Oleh sebab itu dibuat taman yang bisa dipakai masyarakat disini, mengingat tapi dalam perspektif yang positif bukan negatif sehingga dibangun living park itu,” kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi berulang kali ingatkan DPR selesaikan RUU perampasan aset
Peluncuran program pelaksanaan rekomendasi penyelesaian non-yudisial pelanggaran HAM berat di Aceh merupakan agenda Jokowi yang menandai dimulainya pemenuhan hak korban pelanggaran HAM berat non-yudisial.
Beberapa waktu lalu, Jokowi telah mengumumkan komitmen pemerintah dalam penyelesaian non-yudisial 12 kasus pelanggaran HAM berat di Tanah Air.
Dari 12 kasus tersebut, tiga di antaranya berada di Tanah Rencong, yaitu Peristiwa Rumoh Geudong dan Pos Sattis di Aceh tahun 1989, Peristiwa Simpang KKA Aceh tahun 1999, serta Peristiwa Jambo Keupok Aceh tahun 2003.
Baca juga: Pj Bupati: Korban HAM di Rumoh Geudong yang sudah terdata 133 orang
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023