Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya bekerjasama dengan Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mulai menggandeng PT Haldin Pacific Semesta sebagai of taker (pembeli) dan pemodal awal dalam mengembangkan nilam di daerah tersebut.

Ketua ARC Unsyiah, Dr Syaifullah Muhammad ST. M.Eng kepada Antara di Calang, Kamis menyampaikan, pengembangan inovasi nilam merupakan salah satu program yang digagas secara nasional oleh Kementerian Ristek Dikti.

"Dari 2017 dulu program ini sudah kita programkan dengan melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha dan masyarakat, dan program ini kita lakukan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat," ujarnya.

Baca juga: ASIA: Permintaan kopi Robusta Aceh Jaya sampai ke luar negeri

Ia menyampaikan pemilihan Aceh Jaya selain kualitas nilamnya yang sangat baik, Pemerintah kabupaten setempat juga sudah menetapkan nilam sebagai salah satu komoditi unggulan daerah.

"Karena itu kita memilih Aceh Jaya sebagai salah satu daerah percontohan untuk pengembangan klaster inovasi nilam," tuturnya.

Ia menyampaikan, salah satu perusahaan swasta nasional saat ini adalah PT Haldin sebuah perusahaan yang cukup bereputasi di Indonesia yang bergerak bidang komoditi unggulan di Indonesia.

Baca juga: Kadin: Aceh Jaya sangat strategis untuk investasi

"Hari ini kita ajak PT Haldin untuk dapat turun langsung ke lapangan yang nantinya sebagai pembeli minyak nilam," jelasnya.

Chief Operating Officer PT Haldin Pacific Semesta, Snowerdi Sumardi saat dikonfirmasi Antara menjelaskan, PT Haldin selain sebagai pembeli nantinya juga akan menjadi pemodal awal, karena suatu projeck itu agak susah menggelindingnya bila tidak ada pemodal.

"Tujuan utama kita bisa menyentuh petani nilam dan bisa mendidik masyarakat agar nilam itu bisa menjadi produk andalan, punya daya saing tinggi baik nasional maupun internasional," tuturnya.

Baca juga: Hindari penipuan, Bupati Aceh Jaya minta pengurusan izin tidak melalui calo

Ia menjelaskan, salah satu poin yang dipilih oleh Kemenristek Dikti, karena PT Haldin ini adalah pemain akhir dari mata rantai penjualan nilam.

"Dengan langsung mencapai Haldin tentunya ada kerjasama kita punya batasan atas dan batasan bawah sehingga tidak ada yang dirugikan, dari hitungan kita batas bawah minimal harganya Rp500 ribu dan tidak akan dibawah itu, sedangkan batasan atas nanti kita ikuti harga pasar,” ungkapnya.   

Sementara itu, Bupati Aceh Jaya T Irfan Tb menyampaikan pemerintah daerah mendukung penuh terkait pengembangan klaster inovasi nilam ini.

Baca juga: Bupati Aceh Jaya: Kita tidak menutup investor masuk

"Untuk pengembangan awal ini akan kita kembangkan sekitar 40 hektare, sementara untuk kawasan sudah kita siapkan," ujarnya.

Irfan menyampaikan, pihaknya berharap kepada pihak unsyiah untuk terus berusaha mendatangkan para investor ke Aceh Jaya untuk peningkatan ekonomi masyarakat.

"Pihak PT Haldin untuk dapat mendukung pembuatan ketel penyulingan dan itu tidak menjadi permasalahan untuk kita dan kita siap menyediakan itu," ungkapnya.

Irfan menuturkan seluruh masyarakat akan dilibatkan nantinya dalam program ini, karena nantinya para petani nilam yang masuk dalam PT Haldin ini akan memakai pupuk organik nantinya.

Pewarta: Arif Hidayat

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019