Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menawarkan fasilitas insentif fiskal berupa tax allowance yang diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2019 untuk menarik investasi industri hilir minyak atsiri atau minyak terapi kesehatan ke jajaran direksi Takasago International Corporation.
Takasago merupakan grup perusahaan flavors and fragrances (rasa dan wewangian) terbesar di Jepang sejak tahun 1920 yang telah beroperasi di 28 negara dengan 25 pabrik dan 13 pusat riset.
“Kami mendorong investasi baru dan perluasan industri hilir atsiri, termasuk untuk Takasago Indonesia dan Takasago International,” ujarnya di Jepang, Tokyo, lewat keterangan resmi, Jakarta, Rabu.
Selain itu, Kementerian Perindustrian telah memasukkan industri hilir minyak atsiri (IHMA) sebagai sektor pionir yang bisa mendapatkan fasilitas perpajakan berupa super tax deduction.
Pemerintah juga memberlakukan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk minyak terapi kesehatan atau minyak atsiri serta Standar Kompetensi Kerja Industri Atsiri Nasional.
“Kami pun aktif berpartisipasi dalam pameran sektor industri atsiri baik berskala dalam dan luar negeri untuk promosi investasi dan pembangunan citra industri,” kata Agus.
Seperti diketahui, industri atsiri merupakan salah satu prioritas nasional dalam pengembangan di sektor industri hulu agro.
Penguatan sektor industri atsiri perlu dilakukan di sektor hilir untuk produksi bahan baku atau bahan penolong bagi industri terkait, serta penguatan di sektor antara (intermediate) untuk mendukung pemenuhan kebutuhan bahan baku industri pengolahan atsiri.
Adapun empat komoditas utama minyak atsiri yang menjadi prioritas pengembangan sektor atsiri nasional ialah minyak nilam, minyak serai wangi, minyak cengkih, dan minyak pala.
President & CEO Takasago International Corporation Satoshi Masumura menyampaikan pihaknya memiliki pabrik untuk memproduksi flavors and fragrances di Cikarang, Jawa Barat (Jabar). Di Purwokerto, Jawa Tengah, Takasago dinyatakan memiliki fasilitas kebun dan pengolahan awal minyak atsiri.
Lini bisnis perusahaan tersebut adalah pembuatan dan penjualan flavors and fragrances, bahan aroma, dan fine chemical. “Kekuatan Takasago adalah kemampuan riset dan pengembangan inovasi produk baru,” ujarnya.
Takasago Indonesia berkomitmen untuk mengalokasikan 10 persen nilai investasi untuk pengembangan metode produksi dan rekayasa produk yang ramah lingkungan untuk mengurangi konsumsi sumber daya energi.