Meulaboh (ANTARA) - Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Yuslan Thamren meminta Pemerintah Aceh agar kembali membuka layanan bank konvensional di Aceh, sebagai pilihan untuk transaksi keuangan guna mendukung kemajuan ekonomi dan investasi di daerah.
“Kehadiran bank konvensional di Aceh selama ini sangat dibutuhkan masyarakat dan pelaku usaha, karena memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri,” kata Yuslan Thamren yang menghubungi ANTARA di Meulaboh dari Jakarta melalui saluran telepon, Ahad petang.
Menurut dia, sejak terjadinya gangguan layanan perbankan melalui PT Bank Syariah Indonesia (BSI) sejak Senin (8/5) lalu, banyak pengusaha asal Aceh di Jakarta termasuk dirinya tidak bisa bertransaksi keuangan untuk berbisnis karena tidak bisa menarik uang di dalam rekening miliknya maupun transfer antarbank.
Baca juga: Layanan BSI mobile di Aceh masih sering eror, terutama transaksi antarbank
Yuslan mengatakan, selama ini banyak pengusaha asal Aceh termasuk masyarakat Aceh yang menyimpan uang di rekening BSI, tidak bisa bertransaksi secara maksimal karena layanan yang masih terganggu atau eror.
Dampak gangguan yang kini masih terjadi, kata dia, membuatnya tidak bisa membayar barang yang sudah tiba dari Amerika Serikat ke Indonesia karena tidak bisa melakukan transfer dari aplikasi mobile banking atau BSI mobile.