Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Indonesia terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo dan Beirut untuk memonitor situasi di Palestina serta menyiapkan rencana evakuasi bagi Warga Negara Indonesia (WNI).
Hal ini dikarenakan situasi perang yang memanas antara Israel dan Palestina.
"Untuk lokasi yang masih memungkinkan pergerakan yang relatif aman, seperti beberapa titik di Israel, diminta para WNI untuk segera meninggalkan wilayah tersebut, termasuk bagi para WNI wisatawan," ujar Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha melalui pesan singkat, Selasa.
Baca juga: Akibat kecewa dengan AS tak tepati janji, Palestina berbelok ke China
Nugraha melanjutkan bahwa situasi keamanan di lapangan tergantung lokasinya baik di Palestina maupun Israel.
Berdasarkan data terbaru diketahui terdapat 45 WNI di Palestina di mana 10 WNI berada di Gaza dan lainnya di Tepi Barat.
Selain ke-45 WNI tersebut, terdapat sebanyak 230 WNI yang sedang melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel dan hingga saat ini tidak ada laporan WNI yang menjadi korban.
Sementara itu, Kemlu mengimbau para WNI di Palestina dan Israel untuk meningkatkan kewaspadaan dan terus menjalin komunikasi dengan perwakilan RI.
Untuk WNI yang memiliki rencana kunjungan ke wilayah tersebut, Kemlu meminta untuk menunda dan membatalkan perjalanan baik ke Palestina maupun Israel hingga adanya pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah.
Kemlu juga meminta para WNI yang mengalami kondisi darurat untuk segera menghubungi hotline KBRI Amman, KBRI Kairo dan KBRI Beirut.
Kelompok Hamas meluncurkan serangan mengejutkan pada Sabtu terhadap Israel dengan meluncurkan roket dan menyusupkan puluhan petempur ke kota-kota Israel di dekat Jalur Gaza.
Serangan dari Hamas itu menewaskan sekitar 700 warga Israel dan menculik puluhan orang dalam serangan paling mematikan sejak perang Yom Kippur 50 tahun lalu.
Serangan itu dibalas oleh Israel dengan pengeboman terbesar yang pernah terjadi di Gaza, yang menewaskan lebih dari 400 warga dan melukai ribuan lainnya.
Baca juga: Inggris, Kanada dan Australia kompak desak Israel batalkan pemukiman baru di Palestina