Selain itu, lanjut dia, mereka juga berpotensi terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISAP).
“Karena mereka tinggal ramai-ramai, jadi tidak bisa dipungkiri masalah kulit pasti bakalan terjadi,” ujarnya.
Nur Salmi mengatakan selain pemeriksaan kesehatan di lokasi penampungan, pihaknya juga menerima imigran Rohingya yang dibawa ke UGD Rumah Sakit Pendidikan USK untuk perawatan medis.
“Di IGD biasanya memang menerima pasien-pasien yang lemas, diare. Jadi kita berikan infus sebagai tata laksana awal di rumah sakit, kemudian kita berikan obat pulang, dan Alhamdulillah pasiennya sehat,” ujarnya.
Sebanyak 137 orang imigran Rohingya itu ditempatkan di Balai Meseuraya Aceh usai mendarat di pantai kawasan Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar pada 10 Desember 2023.
Setelah pendaratan, para imigran Rohingya itu juga sudah mengalami penolakan di beberapa tempat seperti Lamreh Aceh Besar, Scout Camp Pramuka Pidie, dan Ladong Aceh Besar, hingga akhirnya dibawa ke BMA.
Baca juga: Polda Aceh: Ada 21 aksi penolakan imigran Rohingya