Banda Aceh (ANTARA) - Atsiri Research Center-Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (ARC-PUIPT) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh mendukung rencana Kementerian Koperasi dan UKM membangun pabrik pengolahan nilam atau rumah produk bersama (RPB) di Aceh.
"Kami siap bersama Kemenkop UKM RI untuk mensukseskan pembangunan rumah produksi bersama (RPB) nilam," kata Kepala ARC-PUIPT USK Banda Aceh, Syaifullah Muhammad, di Banda Aceh, Rabu.
Sebelumnya, Staf Ahli Menkop UKM RI, Riza Damanik menyatakan bahwa kementerian sedang mempersiapkan pembangunan pabrik skala menengah untuk pengolahan komoditas nilam di Aceh. Nilam, komoditas perkebunan yang mudah ditemukan di seluruh Aceh.
Syaifullah mengatakan, terkait program RPB Major Project yang telah digagas Bappenas dan Kemenkop UKM masih dikoordinasikan secara intensif di lintas kementerian dan lembaga, termasuk dengan Aceh.
Baca juga: OJK dorong digitalisasi ekosistem rantai komoditas nilam di Aceh
Dirinya menyebutkan, berdasarkan informasi yang diterima ARC, untuk 2024 ini Kemenkop telah memilih lima lokasi pembangunan pabrik nilam tersebut, yaitu Kabupaten Aceh Besar, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Nagan Raya, dan Gayo Lues dengan masing-masing daerah dua rumah produksi.
"Pada RPB itu nantinya juga akan dibangun rumah bibit, rumah pengering, ketel penyulingan dan shelternya, rumah kompos, ruang penyimpanan bahan baku dan produk, kantor pengelola dan lain-lain," ujarnya.
Dirinya menjelaskan, untuk pengelolaan RPB, maka nantinya segera dibentuk koperasi produsen petani dan penyuling nilam. Kemudian, diberikan pelatihan kelembagaan, transfer teknologi produksi hingga pemasaran.
Karena itu, lanjut dia, ARC bersama Dinas Koperasi UKM Aceh akan terus membantu Kemenkop UKM menyukseskan program pembangunan pabrik pengolahan nilam tersebut.
"ARC nantinya juga akan membantu menghubungkan koperasi pengelola RPB dengan buyer nasional dan internasional," katanya.
Dirinya berharap, kehadiran RPB nilam tersebut benar-benar dapat meningkatkan produksi minyak nilam Aceh hingga mencapai target 40-50 persen produksi nilam nasional.
Kemudian, sekitar 80 persen minyak nilam yang dihasilkan nantinya dapat diekspor ke mancanegara, dan 20 persen diproses lanjutan di Aceh untuk produk turunan bernilai ekonomi tinggi serta berdampak pada pemberdayaan UMKM.
Apalagi, kata dia, ARC-USK juga telah mengembangkan teknologi purifikasi yang bisa menghasilkan hi-grade patchouli sebagai bahan aktif produksi parfum, skincare serta produk turunan nilam lainnya.
Dirinya menambahkan, dalam program RPB ini juga diharapkan adanya rencana untuk piloting sistem smart farming dengan teknik fertigasi (fertilisasi-irigasi) berbasis IOT (Internet of Things).
"Program juga menjalankan prinsip sustainable farming yang memadukan capaian ekonomi, sosial dan lingkungan. Prinsip zero waste (non limbah) dan circular ekonomi juga akan diterapkan," demikian Syaifullah Muhammad.
Baca juga: ARC Universitas Syiah Kuala sebut industri nilam Aceh masuki era baru